Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perluas Distribusi, Manajer Investasi Gandeng Tekfin

Sejumlah manajer investasi menggencarkan kerja sama dengan perusahaan teknologi finansial (tekfin) untuk memperluas distribusi pasar reksa dana.
Ilustrasi./Bisnis
Ilustrasi./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah manajer investasi menggencarkan kerja sama dengan perusahaan teknologi finansial (tekfin) untuk memperluas distribusi pasar reksa dana.

Direktur Distribusi PT Kresna Asset Management (KAM) Ashari Adhityawarman menyampaikan, distribusi reksa dana melalui perusahaan tekfin semakin kondusif seiring dengan adanya sejumlah peraturan dari OJK. Artinya, pihak otoritas turut melihat perkembangan industri investasi ke depan.

“Ke depannya pemasaran reksa dana lewat jalur daring semakin efektif, karena rata-rata setiap orang menggunakan gadget 2,5 jam per hari, atau sekitar 30% waktu efektif beraktivitas,” tuturnya usai penandatanganan kerja sama antara KAM dengan Supermarketreksadana.com (SMARD), Kamis (16/11/2017).

Oleh karena itu, KAM memaksimalkan seluruh potensi e-commerce melalui website ataupun microsite. Paltform tersebut tentunya terkoneksi dengan sejumlah patner perusahaan seperti Ipot, Bareksa.com, dan SMARD.

Menurut Ashari, karakter pasar online mayoritas merupakan genarasi milenial yang menginginkan servis cepat serta kemudahan dalam mengakses data dan informasi. Hal inilah yang menjadi tantangan MI dan patner tekfin dalam memberikan pelayanan.

Situasi berbeda terlihat jika MI bermitra dengan perbankan yang memiliki kategori buku IV. Pasalnya, karakter nasabah sudah dewasa dan mapan.

“Nasabah online dan lewat perbankan memiliki risk profile berbeda. Tapi tentunya penetrasi pasar online itu lebih dalam,” ujarnya.

Ada 4 produk KAM yang dipasarkan melalui SMARD, yakni Kresna Indeks 45, Kresna Flexima, Mrs Bond Kresna, dan Mrs Cash Kresna. Keempatnya memang merupakan produk reksa dana terbuka.

Sampai akhir 2017, perusahaan menargetkan dana kelolaan sebesar Rp5 trilliun, naik dari realisasi tahun lalu sejumlah Rp3,9 triliun. Komposisi antara reksa dana terbuka dan Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) 50:50.

Pada tahun depan, diperkirakan total AUM dapat meningkat 5%-7% seiring dengan prospek membaiknya perekonomian domestik. Pertumbuhan dana kelolaan salah satunya juga disebabkan perluasan distribusi melalui tekfin dan platform online lainnya.

CEO Schroder Investment Management Indonesia Michael T. Tjoadi menyampaikan, dalam memperluas distribusi pasar, perusahaan menggandeng Bareksa.com untuk menyasar investor pemula mapun kaum milenial. Dia meyakini calon nasabah dari kalangan tersebut yang kini baru berusia 25 tahun akan menjadi pick investor dalam 10 tahun—15 tahun mendatang.

Sebagai tahap awal, ada 7 produk Schroders yang bisa dipasarkan melalui Bareksa.com. Pemilihan produk berdasarkan kepada tingkat risikonya yang rendah, sehingga baru mencakup tiga jenis reksa dana, yakni pasar uang, campuran, dan pendapatan tetap.

Ketujuh produk itu a.l. Reksa Dana Schroder Dana Likuid, Reksa Dana Schroder Dana Kombinasi, Reksa Dana Schroder Dana Terpadu II, Reksa Dana Schroder Dana Mantap Plus II, Reksa Dana Schroder Andalan II, Reksa Dana Schroder Syariah Balanced Fund, dan Reksa Dana Schroder Dynamic Balanced Fund.

Presiden Direktur Bahana TWC Investment Management Edward P. Lubis menuturkan, pihaknya sudah dalam proses finalisasi di OJK untuk melebarkan sayap pemasaran melalui perusahaan tekfin. Diharapkan kerja sama ini dapat terlaksana pada akhir 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper