Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OPEC Masih Optimistis, Harga Minyak Menguat Tipis

Harga minyak pada Kamis (16/11) sedikit menguat lantaran OPEC masih terus optimistis terhadap perpanjangan pemangkasan produksi di samping adanya ketegangan politik antara Saudi dan Iran.

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak pada Kamis (16/11) sedikit menguat lantaran OPEC masih terus optimistis terhadap perpanjangan pemangkasan produksi di samping adanya ketegangan politik antara Saudi dan Iran.

Pada perdagangan Kamis (16/11) pukul 14.00 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember menguat 0,05 poin atau 0,09% menjadi US$55,38 per barel di New York Merchantile Exchange.

Sementara itu, harga minyak Brent untuk pengiriman Januari naik 0,17 poin atau 0,27% menuju US$62,04 per barel di ICE Futures Europe Exchange yang berbasis di London.

Sebelumnya, harga minyak acuan AS tergelincir 0,7% pada perdagangan Rabu (15/11) pasca Rusia dilaporkan ragu dalam upaya perpanjangan pembatasan produksi.

Dilansir dari Reuters, pasar minyak pada Kamis ini memang terlihat terbebani oleh meningkatnya produksi dan persediaan minyak mentah AS, namun harga mencegah penurunan lantaran OPEC optimistis akan memperpanjang pengurangan produksi yang sedang berlangsung menyusul pertemuan di Wina pada 30 November mendatang.

Para analis mengatakan bahwa harga relatif didukung dengan baik, terutama karena usaha yang dipimpin oleh Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) untuk menahan produksi minyak guna memperketat pasar dan menopang harga.

“OPEC yang dipimpin oleh Saudi akan terlihat mendukung pasar, apalagi sampai penjualan Aramco (perusahaan minyak Arab terbesar di dunia) sempurna. Jika sanksi terhadap Iran dieksekusi, maka akan mendorong harga lebih tinggi secara signifikan,” kata Shane Chanel, equity and derivatives advisor ASR Wealth Advisers di Sydney.

Goldman Sachs memperingatkan adanya volatilitas harga yang lebih tinggi ke depan dengan menyebutkan adanya peningkatan ketegangan di Timur Tengah, terutama antara anggota OPEC yaitu Saudi dan Iran. Kondisi panasnya geopolitik tersebut memacu harga minyak karena menimbulkan kekhawatiran tentang stabilitas di wilayah kaya minyak tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper