Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Batu Bara China Merosot 24%

Impor batu bara China pada Oktober 2017 merosot 24% secara month on month (mom) seiring dengan tingginya persediaan di dalam negeri.
Aktivitas di area pertambangan batu bara PT Adaro Indonesia, di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (17/10)./JIBI-Nurul Hidayat
Aktivitas di area pertambangan batu bara PT Adaro Indonesia, di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (17/10)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA—Impor batu bara China pada Oktober 2017 merosot 24% secara month on month (mom) seiring dengan tingginya persediaan di dalam negeri.

Berdasarkan data Bea Cukai China yang dikalkulasi Bloomberg, impor batu bara Negeri Panda, sebagai konsumen terbesar di dunia, turun 24% mom menjadi setara dengan 686.450 ton per hari. Artinya, pada bulan lalu volume penerimaan mencapai 21,28 juta ton.

Analis Jefferies Group LLC Laban Yu menuturkan, menurunnya impor batu bara China pada bulan lalu karena tingginya persediaan di dalam negeri. Alhasil harga batu hitam domestik turut merosot, sehingga mengurangi permintaan dari negara-negara eksportir.

“Stok batu bara di 504 produsen listrik mencapai level tertinggi 2 tahun, yakni 77 juta ton, atau setara dengan permintaan 24 hari,” paparnya seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (15/11/2017).

Kendati menurun, impor batu bara China dalam 10 bulan pertama 2017 meningkat 12,1% year on year (yoy) menjadi 226,12 juta ton.

Vice Chairman National Development & Reform Commission (NDRC) Lian Weiliang menyampaikan, otoritas masih akan menjaga harga batu bara sesuai target pemerintah, yakni di kisaran 500 yuan—570 yuan per ton. Angka itu setara dengan US$75,30—US$85,84 per ton.

Pada penutupan perdagangan Selasa (14/11/2017), harga batu bara Newcastle kontrak teraktif Februari 2018 turun 1,95 poin atau 2,06% menjadi US$92,60 per ton. Dalam waktu yang sama, harga batu bara Rotterdam kontrak Januari 2018 mendingin 2,15 poin atau 2,34% menuju US$89,75 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper