Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PASAR OBLIGASI : Hasil Lelang Kuatkan Harga

Pasar obligasi secara teknikal analisis masih akan mengalami penurunan. Penguatan yang terjadi kemarin, Selasa (14/11/2017) mungkin hanya riak yang dihasilkan oleh lelang.
Bisnis.com, JAKARTA - Pasar obligasi secara teknikal analisis masih akan mengalami penurunan. Penguatan yang terjadi kemarin, Selasa (14/11/2017) mungkin hanya riak yang dihasilkan oleh lelang.
 
 
Maximilianus Nico Demus, kepala divisi riset Indomitra Sekuritas, mengatakan bahwa lelang pasar obligasi kemarin terlihat cukup antusias, beberapa yield yang masuk memberikan indikasi arah market selanjutnya setelah lelang selesai. 
 
Penawaran investor dalam lelang kemarin mencapai Rp38,92 triliun, sementara pemerintah memenangkan senilai Rp19,4 triliun.
 
Lelang didominasi oleh obligasi jangka pendek dan panjang. Di satu sisi para pelaku pasar dan investor telah siap untuk mulai mengumpulkan obligasi jangka panjang, tetapi di tengah ketidakpastian saat ini mereka juga siap untuk menahan volatilitas ketidakpastian pasar dengan mengumpulkan obligasi jangka pendek.  
 
Pasar obligasi pun bergerak bervariatif kemarin usai lelang.  Nico mengatakan, pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka melemah dengan potensi melemah terbatas hingga flat. 
 
"Masih tingginya daya jual oleh para pelaku pasar dan investor, tentu akan mempengaruhi keinginan pasar obligasi untuk menguat," ungkapnya dalam riset harian, Rabu (15/11/2017).
 
Beralih dari sana, lanjutnya, penerimaan pajak  saat ini masih 71,3%, terbantu dengan persentase belanja negara yang masih di 72,1% sehingga defisit berada di 2,2%. Menurutnya, hal ini dapat dikatakan baik, karena ada di bawah target outlook pemerintah sebesar 2,67%. 
 
"Hal ini akan mendorong Pemerintah untuk menahan mengeluarkan surat hutangnya untuk menutupi defisit yang terjadi sehingga menjaga harga pasar obligasi untuk tetap stabil," katanya.
 
"Kami merekomendasikan hold hari ini, dan apabila harga obligasi bergerak naik atau turun lebih dari 50 bps, hal ini akan menjadi arah pergerakan market selanjutnya," tutupnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper