Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OPEC Dorong Proyeksi Permintaan, WTI Berakhir di Level Tertinggi

Pergerakan harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) berakhir di kisaran level tertingginya dalam dua setengah tahun pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), setelah OPEC mendorong proyeksi permintaan untuk tahun depan.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) berakhir di level tertingginya dalam dua setengah tahun pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), setelah OPEC mendorong proyeksi permintaan untuk tahun depan.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember ditutup 2 sen lebih tinggi di US$56,76 per barel di New York Mercantile Exchange.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Januari ditutup melemah 36 sen di US$63,16 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.

Harga minyak mentah New York berfluktuasi di kisaran US$57 per barel dan hanya 59 sen lebih rendah dari penutupan pada 6 November yang merupakan level tertinggi sejak Juni 2015.

Menurut laporan bulanan OPEC, organisasi negara-negara pengekspor minyak tersebut meningkatkan perkiraannya untuk jumlah yang akan perlu dipompa untuk memenuhi permintaan tahun depan sebesar 400.000 barel per hari menjadi 33,4 juta per hari.

“Dengan OPEC menaikkan perkiraannya, ada ekspektasi bahwa pasar menjadi lebih ketat. Kita telah bergerak dari kelebihan suplai menjadi lebih seimbang,” ujar Phil Flynn, analis pasar senior di Price Futures Group Inc., seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (14/11/2017).

Harga minyak telah naik 20% sejak awal September seiring dengan mengetatnya suplai global serta meningkatnya spekulasi bahwa OPEC dan sejumlah produsen non-OPEC akan memperpanjang upaya pemangkasan produksi hingga melewati akhir Maret 2018.

Pada Senin (13/11) di Abu Dhabi, Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo menjelaskan bahwa pemangkasan produksi merupakan satu-satunya pilihan yang layak untuk mengikis kelebihan suplai.

Turut menopang harga minyak adalah pergolakan internal di Arab Saudi, anggota terbesar di OPEC, serta meningkatnya tensi dengan rivalnya, Iran. Aktivitas pipa antara Saudi dan Bahrain sempat terhenti akhir pekan lalu akibat sebuah serangan.

Pada waktu yang sama, Genscape melaporkan bahwa jumlah stok minyak mentah pada pipa utama di Cushing, Oklahoma, turun 1,9 juta barel menjadi 64,6 juta sepanjang pekan yang berakhir pada 10 November.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper