Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham SoftBank & Rakuten Melemah, Indeks Topix & Nikkei 225 Tertekan

Indeks Topix Jepang membukukan pelemahan pada akhir perdagangan hari keempat berturut-turut, Selasa (14/11/2017), sedangkan indeks Nikkei 225 tertekan untuk hari kelima.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Topix Jepang membukukan pelemahan pada akhir perdagangan hari keempat berturut-turut, Selasa (14/11/2017), sedangkan indeks Nikkei 225 tertekan untuk hari kelima.

Indeks Topix hari ini dibuka turun 0,11% atau 1,88 poin di level 1.781,61 dan ditutup melemah 0,26% atau 4,62 poin di level 1.778,87. Dari 2.029 saham pada indeks Topix, 620 saham di antaranya menguat, 1.334 saham melemah, dan 75 saham stagnan.

Saham SoftBank Group Corp. dan Rakuten Inc. yang masing-masing melemah 1,51% dan 5,93% menjadi penekan utama terhadap pergerakan Topix pada akhir perdagangan hari ini.

Adapun indeks Nikkei 225 berakhir turun 0,98 poin di level 22.380,01, setelah dibuka melemah 0,17% atau 38,06 poin di posisi 22.342,93. Pelemahan indeks Nikkei pada akhir perdagangan hari ini adalah yang kelima berturut-turut.

Sebanyak 89 saham menguat, 123 saham melemah, dan 13 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei.

Saham SoftBank Group Corp. yang melemah 1,51% menjadi penekan utama terhadap pergerakan Nikkei hari ini, diikuti Fast Retailing Co. Ltd. (-0,56%) dan Seiko Epson Corp. (-1,91%).

Sementara itu, nilai tukar yen terpantau lanjut terdepresiasi 0,03% atau 0,03 poin ke posisi 113,66 per dolar AS pada pukul 14.01 WIB, setelah pada Senin (13/11) berakhir melemah 0,09% di posisi 113,63.

Dilansir Bloomberg, indeks Topix Jepang turun untuk hari keempat setelah naik ke level tertingginya dalam seperempat abad pekan lalu. Emiten perbankan dan sektor jasa menjadi penekan utama terhadap pelemahannya.

Menurut data terkini dari Japan Exchange Group, aksi beli oleh investor asing yang telah menopang indeks acuan Jepang ke level tertinggi barunya, mengecil pada awal November.

“Jika ada pembeli, maka itu adalah investor ritel. Tapi individu lokal memiliki pola beli berbeda dengan investor asing. Orang asing akan secara aktif membeli pada pasar yang sedang naik, sedangkan investor ritel menunggu penurunan. Jadi mereka akan mendukung pasar, tapi tidak mendorongnya menjadi sebuah reli,” ujar Hajime Sakai, chief fund manager di Mito Securities Co., seperti dikutip dari Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper