Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emas Terkoreksi Stabilnya Dolar AS

Harga emas diprediksi mengalami pelemahan yang lebih besar daripada penguatan di samping stabilnya indeks dolar AS lantaran tekanan dari ekspektasi kenaikan suku bunga pada Desember mendatang dan ketidakpastian reformasi pajak AS.

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas diprediksi mengalami pelemahan yang lebih besar daripada penguatan di samping stabilnya indeks dolar AS lantaran tekanan dari ekspektasi kenaikan suku bunga pada Desember mendatang dan ketidakpastian reformasi pajak AS.

Pada perdagangan Selasa (14/11) pukul 08.20 WIB, harga emas spot melemah 0,53 poin atau 0,04% menjadi US$1.277,78 per troy ounce. Pada perdagangan sebelumnya, harga ditutup menguat pada level US$1.278,31 per troy ounce.

Sementara itu, harga emas Comex pengiriman Desember 2017 turun 1,10 poin atau 0,09% menuju US$1.277,80 per troy ounce. Pada perdagangan sebelumnya, harga ditutup menguat pada level US$1.278,90 per troy ounce.

Dilansir dari Reuters, Emas mengalami koreksi lantaran stabilnya indeks dolar AS dan ketidakpastian mengenai reformasi pajak AS.

Harga terjebak dalam kisaran yang sempit, namun karena investor menunggu lebih banyak petunjuk pada suku bunga AS, emas sedikit menguat kemarin.

Tercatat indeks dolar AS menguat 0,001 poin atau 0,00% menjadi 94,491.

Menurut Bark Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities di Toronto, risiko pelemahan harga emas kemungkinan lebih besar daripada risiko penguatan, terutama jika legislator Amerika Serikat tidak dapat memberikan potongan pajak yang sering dibicarakan dan dijanjikan.

“Emas didukung tahun ini oleh risiko geopolitik seperti ambisi nuklir Korea Utara, namun menguatnya dolar AS hingga ekspektasi kenaikan suku bunga AS membuatnya tetap tertekan," kata Bark Melek menambahkan.

“Ada sedikit permintaan safe haven yang masih mendukung harga, namun tidak ada permintaan tambahan baru yang masuk. Berarti harga tidak benar-benar bergerak,” kata analis Capital Economics Simona Gambarini.

Menurut Gambarini, beberapa pergerakan akan terjadi mendekati pertemuan The Federal Reserve berikutnya pada Desember. Dia mengatakan, sebagian besar pasar mengharapkan kenaikan suku bunga yang bisa jadi mendorong harga lebih tinggi atau lebih rendah, tergantung pada apa yang terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper