Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saudi Tingkatkan Keamanan Fasilitas Minyak, WTI Hampir Tembus US$57 Per Barel

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember menguat 0,12% ke level US$56,81 per barel di New York Mercantile Exchange, naik 5 sen, pada pukul 10.49 WIB.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Minyak mentah Amerika Serikat diperdagangkan mendekati US$57 per barel pada Senin (13/11/2017) setelah Arab Saudi mengisyaratkan peningkatan keamanan di fasilitas minyak mentahnya, dan Bahrain menyalahkan Iran atas sebuah tembakan pada jaringan pipa yang menghubungkan Bahrain dengan Saudi.

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember menguat 0,12% ke level US$56,81 per barel di New York Mercantile Exchange, naik 5 sen, pada pukul 10.49 WIB.

Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Januari menguat 0,08% ke level US$63,57 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.

Dilansir Bloomberg, rencana untuk meningkatkan keamanan dilaporkan oleh televisi Al-Arabiya pada Sabtu, (11/11), mengutip kementerian energi Arab Saudi. Jaringan pipa kembali beroperasi setelah  sempat mengalami penghentian sementara.

Minyak mentah telah naik sekitar 20% sejak awal September karena pengetatan pasokan global di tengah tanda-tanda Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan melanjutkan kesepakatan pembatasan melebihi Maret 2018.

"Peristiwa geopolitik di Timur Tengah datang dan pergi, tapi ada ketegangan yang terjadi saat ini dan menjaga pasar tetap naik," kata David Lennox, analis komoditas di Fat Prophets, seperti dikutip Bloomberg.

"Mengingat output AS masih meningkat, mungkin hal tersebut (ketegangan Timur Tengah) menghentikan harga minyak agar tidak turun tajam," lanjutnya.

Menteri Luar Negeri Bahrain Khalid Al-Khalifa mengatakan di Twitter bahwa serangan terhadap jaringan pipa tersebut adalah eskalasi Iran yang berbahaya yang bertujuan menakut-nakuti warga negara dan melukai industri minyak global.

Namun, Iran menampik tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa warga Bahrain perlu tahu bahwa era kebohongan dan aksi tuduh sepihak telah berakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper