Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Isyaratkan Kenaikan Lanjutan Suku Bunga, Rupiah Tertekan Dolar AS

Pergerakan nilai tukar rupiah ditutup melemah pada perdagangan hari ketiga berturut-turut, Senin (13/11/2017), sejalan dengan menguatnya kinerja dolar AS.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan nilai tukar rupiah ditutup melemah pada perdagangan hari ketiga berturut-turut, Senin (13/11/2017), sejalan dengan menguatnya kinerja dolar AS.

Rupiah ditutup melemah 0,07% atau 9 poin di Rp13.552 per dolar AS, setelah dibuka dengan depresiasi 0,47% atau 64 poin di Rp13.607. Adapun pada perdagangan Jumat (10/11), rupiah ditutup melemah 0,20% atau 27 poin di posisi 13.543.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak fluktuatif di kisaran Rp13.543 – Rp13.613 per dolar AS.

Di sisi lain, mata uang Asia bergerak variatif dengan yen Jepang dan peso Filipina masing-masing menguat 0,12% dan 0,14%. Adapun rupee India dan won Korea Selatan memimpin depresiasi, masing-masing sebesar 0,5% dan 0,33%.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau menguat 0,19% atau 0,181 poin ke 94,572 pada pukul 16.30 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka dengan kenaikan 0,03% atau 0,029 poin di level 94,420, setelah pada Jumat (10/11) berakhir turun 0,06% di posisi 94,391.

Dilansir Reuters, dolar menguat pada perdagangan hari ini ditopang lonjakan imbal hasil obligasi AS pekan lalu serta melemahnya performa mata uang pound sterling yang terbebani gejolak politik di Inggris.

Nilai tukar pound sterling merosot menyusul sebuah laporan bahwa sebanyak 40 anggota parlemen Konservatif telah sepakat untuk menandatangani surat yang menyatakan ketidakpercayaan terhadap PM May. Langkah ini dinilai hampir cukup untuk memicu tantangan kepemimpinan.

“Berita politik akhir pekan lalu menunjukkan bahwa posisinya [May] berada di bawah tekanan dan pasar mata uang bereaksi terhadap hal itu,” kata Alvin Tan, pakar strategi FX di Societe Generale di London, seperti dikutip dari Reuters.

Penguatan dolar AS juga ditopang komentar Ketua Federal Reserve wilayah Philadelphia Patrick Harker tentang kemungkinan kenaikan lanjutan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin tahun ini serta kemungkinan tiga kali kenaikan lebih lanjut pada tahun 2018 jika angka inflasi naik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper