Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nikkei 225 Tertekan di Hari Keempat, Topix Ikut Melemah

Pelemahan dua indeks saham acuan Jepang berlanjut pada akhir perdagangan hari ini, Senin (13/11/2017), dengan indeks Nikkei 225 tertekan selama empat hari berturut-turut.
Bursa Jepang Topix/Reuters
Bursa Jepang Topix/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan dua indeks saham acuan Jepang berlanjut pada akhir perdagangan hari ini, Senin (13/11/2017), dengan indeks Nikkei 225 tertekan selama empat hari berturut-turut.

Indeks Topix hari ini dibuka turun 0,13% atau 2,40 poin di level 1.798,04 dan ditutup melemah 0,94% atau 16,95 poin di level 1.783,49. Pada perdagangan terakhir pekan lalu (10/11), Topix ditutup melemah 0,70% di level 1.800,44.

Dari 2.029 saham pada indeks Topix, 590 saham di antaranya menguat, 1.375 saham melemah, dan 64 saham stagnan.

Saham Daiwa House Industry Co. Ltd. dan Mitsui Fudosan Co. Ltd. yang masing-masing anjlok 4,44% dan 4,09% menjadi penekan utama terhadap pelemahan Topix pada akhir perdagangan hari ini.

Sementara itu, indeks Nikkei 225 berakhir merosot 1,32% atau 300,43 poin di level 22.380,99, setelah dibuka turun 0,33% atau 73,86 poin di posisi 22.607,56.

Dengan demikian, Nikkei telah berakhir melemah empat hari perdagangan berturut-turut. Pelemahan Nikkei pada hari ini adalah yang terbesar sejak bulan Agustus.

Sebanyak 21 saham menguat, 202 saham melemah, dan 2 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei.

Saham Fast Retailing Co. Ltd. yang melemah 3,05% menjadi penekan utama terhadap pergerakan Nikkei hari ini, diikuti KDDI Corp. (-2,04%) dan FANUC Corp. (-1,33%).

Adapun nilai tukar yen terpantau terapresiasi 0,09% atau 0,10 poin ke posisi 113,43 per dolar AS pada pukul 13.55 WIB, setelah pada Jumat (10/11) berakhir melemah 0,06% di posisi 113,53.

Dilansir Bloomberg, indeks Topix mengalami pelemahan untuk hari ketiga sedangkan indeks Nikkei 225 Stock Average turun untuk perdagangan hari keempat, menyusul reli yang mendorong keduanya mencapai level tertinggi sejak 1991 dan 1992, masing-masing.

Kombinasi laproan keuangan kuartalan yang solid, data ekonomi yang positif, serta pembelian asing besar-besaran telah mendorong reli tersebut sebelumnya.

Di sisi lain, bursa saham AS turun setelah rilis data sentimen konsumen AS pada hari Jumat secara tak terduga menunjukkan penurunan terbesar dalam satu tahun di tengah ekspektasi
bahwa inflasi dan suku bunga akan naik.

“Investor yang menjual saham untuk meraih untung akan bergerak. Di tengah minimnya sentimen, pasar mungkin bereaksi secara sensitif terhadap faktor negatif kecil,” kata Hiroyasu Iida, kepala pusat penelitian investasi di Aizawa Securities Co., seperti dikutip dari Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper