Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konflik Saudi-Iran Dongkrak Minyak, Harga Batu Bara Masih Tertekan

Pelemahan harga batu bara berlanjut pada akhir perdagangan hari ketiga berturut-turut, Kamis (9/11/2017), meski pada saat yang sama harga minyak mentah berhasil membukukan rebound.
Aktivitas di area pertambangan batu bara PT Adaro Indonesia, di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (17/10)./JIBI-Nurul Hidayat
Aktivitas di area pertambangan batu bara PT Adaro Indonesia, di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (17/10)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan harga batu bara berlanjut pada akhir perdagangan hari ketiga berturut-turut, Kamis (9/11/2017), meski pada saat yang sama harga minyak mentah berhasil membukukan rebound.

Pada perdagangan Kamis (9/11), harga batu bara untuk kontrak Januari 2018, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, ditutup melemah 0,22% atau 0,20 poin di US$91/metrik ton.

Harga batu bara kontrak Januari 2018 telah tertekan selama tiga hari perdagangan berturut-turut sejak berakhir melemah 0,49% di level 91,75 pada perdagangan Selasa (7/11).

Sementara itu, harga minyak mentah ditutup menguat pada perdagangan Kamis seiring dengan meningkatnya ketegangan di Arab Saudi dan Timur Tengah yang menimbulkan kekhawatiran tentang stabilitas di wilayah kaya minyak tersebut.

Harga minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember 2017 ditutup menguat 0,63% atau 0,36 poin di level US$57,17 per barel di New York Mercantile Exchange, penguatan pertama dalam tiga hari perdagangan berturut-turut.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Januari 2018 ditutup menguat 0,69% 0,44 poin di level US$63,93 di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.

Dilansir Bloomberg, elite Arab Saudi dikabarkan mengalihkan aset ke luar wilayah tersebut di tengah tindakan keras antikorupsi yang meluas yang menjerat sejumlah bangsawan dan investor.

Secara terpisah, Saudi menyarankan warga negaranya untuk meninggalkan Lebanon, yang berada di balik ketegangan ketegangan antara Arab Saudi dan Iran. Pada saat yang sama, persediaan minyak mentah yang pada pusat penyimpanan minyak AS turun lebih dari 1 juta barel, memberikan dorongan lebih lanjut untuk kenaikan harga.

"Berita dari Arab Saudi telah benar-benar menambah bias bullish terhadap harga," ungkap Rob Haworth, di US Bank Wealth Management, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (10/11/2017).

"Ada spekulan yang terus mendorong posisi bullish dan berita mengenai konflik Arab Saudi dan iran serta isu Yaman terus mempengaruhi pasar ini," lanjutnya.

Sengketa anti-korupsi Saudi yang dimulai pada 4 November membayangi pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada 30 November mendatang yang rencananya akan membahas perpanjangan kesepakatan pembatasan produksi.

Goldman Sachs Group Inc mengatakan bahwa jika pertemuan tersebut tidak menghasilkan komitmen yang jelas, dikombinasikan dengan peningkatan aktivitas pengeboran di AS, hal tersebut dapat mendorong harga lebih rendah.

Sebaliknya, eskalasi tambahan dari ketegangan geopolitik baru-baru ini dapat menyebabkan penguatan besar, kata analis bank New York.

Pergerakan harga batu bara kontrak Januari 2018 di bursa Rotterdam

Tanggal                                    

US$/MT

9 November

91,00

(-0,22%)

8 November

91,20

(-0,60%)

7 November

91,75

(-0,49%)

6 November

92,20

(+0,99%)

3 November

91,30

(-1,67%)

 

 

  

 

Sumber: Bloomberg

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper