Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasokan AS Naik, WTI Ditutup Melemah

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember tergelincir 0,7% atau 0,39 poin ke level US$56,81 per barel di New York Mercantile Exchange, setelah naik ke level tertinggi intraday di US$57,92 per barel.
Minyak WTI/Reuters
Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah melemah pada perdagangan Rabu (8/11/2017), karena kenaikan tajam pasokan AS menekan harga, walaupun penutupan platform di Teluk Meksiko sempat menyebabkan harga melonjak.

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember tergelincir 0,7% atau 0,39 poin ke level US$56,81 per barel di New York Mercantile Exchange, setelah naik ke level tertinggi intraday di US$57,92 per barel.

Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Januari turun tipis 0,20 poin ke elvel US$63,49 di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London.

Dilansir Bloomberg, beberapa platform di Teluk Meksiko menghentikan operasinya setelah Royal Dutch Shell Plc menutup platform Enchilada-Salsa karena kebakaran yang menyebabkan terhentinya pasokan 81.000 barel per hari dari platform tersebut.

Shell juga menutup platform Auger-nya, sementara Anadarko Petroleum Corp. menutup lapangan Conger di dekatnya. ConocoPhillips dan Hess Corp. juga menutup platform, menurut informasi dari Biro Keselamatan dan Penegakan Lingkungan AS yang dikutip Bloomberg.

Walaupun penutupan tersebut menyebabkan penurunan pasokan, laporan pemerintah AS yang menunjukkan stok minyak mentah tiba-tiba meningkat pekan lalu, permintaan luar negeri menyusut dan output AS mencapai rekor tertinggi.

Stok minyak mentah naik menjadi 457,1 juta barel pekan lalu, sementara persediaan di pusat jaringan Cushing, Oklahoma, naik 720.000 barel ke tingkat tertinggi sejak Mei, menurut data Energy Information Administration.

Ekspor minyak turun 1,26 juta barel per hari. Sementara itu, stok bensin turun ke level terendah sejak November 2014.

"Kami mendapatkan fluktuasi harga liar di sini. Antara angka produksi dalam negeri dan jumlah minyak mentah, itu adalah laporan bearish," kata Bob Yawger, direktur divisi berjangka di Mizuho Securities USA Inc, seperti dikutip Bloomberg.

Seiring investor bersiap menghadapi pertemuan OPEC pada 30 November mendatang, Citigroup Inc. memperingatkan bahwa pelaku pasar masih mungkin mendapat hasil yang mengecewakan dari pertemuan tersebut.

Kemarin, OPEC sendiri mengatakan output shale AS akan terus tumbuh dan masih belum maksimal sampai pertengahan dekade berikutnya.

Sementara itu, ConocoPhillips mengumumkan kenaikan 22% pada anggaran pengeboran tahun depan, sinyal terakhir bahwa output AS mungkin tidak akan surut dalam waktu dekat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper