Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Terbebani Data API, Harga Batu Bara Ikut Tergelincir

Pergerakan harga batu bara harus tergelincir ke zona merah pada akhir perdagangan Selasa (7/11/2017), mengekor harga minyak mentah dunia yang melemah akibat terbebani data industri.
Aktivitas di area pertambangan batu bara PT Adaro Indonesia, di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (17/10)./JIBI-Nurul Hidayat
Aktivitas di area pertambangan batu bara PT Adaro Indonesia, di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (17/10)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga batu bara harus tergelincir ke zona merah pada akhir perdagangan Selasa (7/11/2017), mengekor harga minyak mentah dunia yang melemah akibat terbebani data industri.

Pada perdagangan Selasa, harga batu bara untuk kontrak Juli 2018, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, ditutup melemah 0,47% atau 0,40 poin di US$84,90/metrik ton.

Harga batu bara kontrak Juli 2018 tergelincir ke zona merah setelah berhasil membukukan rebound pada sesi perdagangan sebelumnya.

Sementara itu, harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) memperpanjang penurunannya pagi ini setelah berakhir melemah pada sesi perdagangan sebelumnya, akibat terbebani laporan industri untuk stok minyak mentah dan bensin.

Harga minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember 2017 diperdagangkan pada US$57,05 pada pukul 07.19 WIB setelah pada perdagangan Selasa (7/11) ditutup turun 0,26% di US$57,20 per barel di New York Mercantile Exchange.

Adapun minyak Brent untuk pengiriman Januari 2018 berakhir melemah 58 sen di level US$63,69 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.

Minyak WTI merosot lebih lanjut dalam perdagangan aftermarket menyusul rilis data dari American Petroleum Institute, yang menunjukkan penurunan persediaan minyak mentah 1,56 juta barel pekan lalu.

Analis yang disurvei Bloomberg memperkirakan adanya penurunan cadangan minyak sebesar 2,45 juta saat Energy Information Administration merilis data pada hari Rabu. API juga menunjukkan peningkatan cadangan bensin, saat pedagang memperkirakan penurunan.

"Secara keseluruhan, ini bukan laporan bearish. Ini jelas kurang bullish dari apa yang diharapkan," kata Kyle Cooper, direktur penelitian IAF Advisors, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (8/11/2017).

Harga turun lebih rendah selama perdagangan Selasa karena kekhawatiran bahwa pasar dalam keadaan jenuh beli dan produksi minyak shale meningkat. Penguatan dolar AS juga bertindak sebagai penekan indeks.

OPEC mengatakan dalam laporan World Oil Outlook pada hari Selasa bahwa produksi shale akan melonjak menjadi 7,5 juta barel per hari pada 2021, 56% lebih tinggi dari perkiraan setahun yang lalu.

Pada saat yang sama, EIA mengatakan bahwa mereka memperkirakan produksi minyak mentah domestik rata-rata mencapai 9,95 juta barel per hari tahun depan.

Seperti diketahui, harga batu bara bisa mengikuti gerak minyak mengingat dampaknya pada biaya produksi dan pengangkutan serta pengaruh terhadap sentimen secara keseluruhan dalam pasar energi.

Pergerakan harga batu bara kontrak Juli 2018 di bursa Rotterdam

Tanggal                                    

US$/MT

7 November

84,90

(-0,47%)

6 November

85,30

(+1,49%)

3 November

84,05

(-2,04%)

2 November

85,80

(-0,69%)

 

 

  

 

Sumber: Bloomberg

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper