Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Hang Seng Tergelincir dari Level Tertinggi 10 Tahun

Indeks Hang Seng ditutup melemah 0,30% atau 86,74 poin ke level 28,907,60, setelah dibuka dengan pelemahan 0,15% atau 43,84 poin ke level 28.950,50.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Hong Kong ditutup melemah dari level tertinggi 10 tahun terakhir pada perdagangan Rabu (8/11/2017) karena investor melakukan profit taking pada saham teknologi.

Indeks Hang Seng ditutup melemah 0,30% atau 86,74 poin ke level 28,907,60, setelah dibuka dengan pelemahan 0,15% atau 43,84 poin ke level 28.950,50.

Sepanjang perdagangan hari ini, indeks Hang Seng bergerak pada kisaran 28.885,07 – 29.123,44. Sebanyak 20 saham menguat, 27 saham melemah, dan 3 saham stagnan dari 50 saham yang diperdagangkan di Hang Seng hari ini.

Reuters melaporkan, debut perdagangan China Literatur, yang merupakan perusahaan penerbitan online anak usaha dari China Tencent Holdings Ltd, menjadi perhatian pasar hari ini.

Saham tersebut naik menjadi HK$100 pada awal perdagangan, dibandingkan dengan harga penawaran perdana (initial public offering/IPO) sebesar HK$ 55 per saham, menandakan minat investor pada saham teknologi.

Analis mengatakan suksesnya IPO saham "ekonomi baru" seperti China Literature dan Zhongan Online P & C Insurance Co tersebut dapat menanamkan angin segar ke pasar yang sebelumnya didominasi oleh raksasa perbankan dan properti.

"Semakin banyak saham 'ekonomi baru' yang diminati oleh investor ... dan secara bertahap mengubah struktur pasar," kata Stanley Chan, kepala penelitian Emperor Securities Ltd, seperti dikutip Reuters.

Sentimen bullish mendorong Tencent ke rekor baru di pagi hari, namun profit taking pada akhir perdagangan mendorong indeks turun 1,1% dan menyeret sektor teknologi ke wilayah negatif.

Chan dari Emperor Securities mengatakan pasar Hong Kong masih memiliki ruang untuk naik, setelah mengabaikan kekhawatiran kenaikan suku bunga di AS, serta kekhawatiran pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat di China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper