Bisnis.com, JAKARTA — Harga bitcoin diprediksi akan menembus rekor baru, meskipun mengalami penurunan sekitar US$600 setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa beberapa waktu lalu.
“Pasar [mata uang digital tersebut] telah menunjukkan bukti adanya reli yang impulsif sejak menembus level 6.044,” ujar Sheba Jafari, Wakil Presiden FICC Market Strats di Goldman Sachs, seperti dikutip dari laman CNBC, Selasa (7/11/2017).
“Selanjutnya pergerakan fokus [di US$] 7.941. Kemungkinan akan berkonsolidasi di level tersebut sebelum terus naik lebih tinggi,” tambahnya dalam riset.
Menurut CoinDesk, nilai bitcoin telah melonjak lebih dari tujuh kali lipat sepanjang tahun ini. Mata uang digital tersebut mencapai rekor tertingginya di US$7.601,53 selama akhir pekan lalu sebelum kemudian turun di bawah US$7.000 pada hari Minggu (5/11).
Harga bitcoin lanjut diperdagangkan di kisaran US$7.092 pada Senin (6/11). Dengan demikian, ada ruang bagi sekitar 12% kenaikan harga lebih lanjut untuk mencapai level US$7.941.
pergerakan Bitcoin enam bulan terakhir, sumber: Goldman Sachs
Menurut Jafari, tercapainya level tersebut akan menandai five-waves up ketiga untuk bitcoin.
Harga bitcoin berhasil mencapai US$5.013 pada awal September namun turun menjadi US$2.951 dalam waktu hanya sekitar dua pekan menyusul tindakan keras China terhadap mata uang digital (cryptocurrency).
Pihak otoritas China sempat melarang pertukaran cryptocurrency dengan dihentikannya operasi sejumlah bursa penukaran terbesar di negara tersebut. Pemerintah juga melarang langkah penawaran koin awal (initial coin offering/ICO), sebuah cara bagi para startup cryptocurrency untuk menghimpun uang melalui penerbitan token.
Performa cryptocurrency kemudian terdongkrak dengan meningkatnya dukungan dari sejumlah institusi. Goldman Sachs sebelumnya mengungkapkan rencana menjajaki operasi perdagangan bitcoin.
Mantan hedge fund manager Fortress Michael Novogratz pun memulai investasi sebesar US$500 juta dalam cryptocurrency. Kepada CNBC, Novogratz mengatakan bahwa harga bitcoin bisa mencapai US$10.000 dalam enam hingga sepuluh bulan ke depan.
Sementara itu, faktor utama yang mendorong penguatan harga baru-baru ini adalah kabar bahwa bursa penukar terbesar di dunia, CME, akan meluncurkan produk baru yakni kontrak berjangka atau futures bitcoin pada akhir tahun ini.
Meningkatnya tingkat permintaan dari investor Jepang juga turut menopang performa bitcoin. Menurut situs data industri CryptoCompare, perdagangan bitcoin dalam mata uang yen Jepang saat ini berkontribusi sekitar 60% dari total volume perdagangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel