Bisnis.com, JAKARTA--Indomitra Sekuritas menilai pasar obligasi kemarin, Senin (6/11/2017) pada akhirnya terlihat rapuh untuk menguat. Pasar obligasi mengikuti fase trend penurunan yang sebelumnya sudah terbentuk.
Maximilianus Nico Demus, kepala divisi riset Indomitra Sekuritas mengatakan bahwa total transaksi dan frekuensi kemarin turun dibandingkan hari sebelumnya ditengah penurunan harga obligasi yang terjadi kemarin.
Total transaksi didominasi oleh obligasi berdurasi 10 tahun (10y) – 15y, diikuti dengan 7y – 10y dan 3y – 5y. Sisanya merata disemua tenor hingga > 25y.
Nico mengatakan, pagi ini, Selasa (7/11/2017) pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat dengan potensi menguat terbatas.
"Namun beberapa obligasi banyak yang gagal uji resistensi, yang menyebabkan fase penguatan tidak dapat terbentuk, sehingga hari ini juga marketnya akan rawan koreksi meskipun secara teknikal analisa pasar obligasi masih dapat melakukan penguatan," ungkapnya dalam riset harian, Selasa (7/11/2017).
Beralih dari sana, berita mengenai meningkatnya resiko utang di China oleh Gubernur PBOC, membuat imbal hasil obligasi SUN China mengalami kenaikkan tertinggi. Sedikit banyak tentu hal ini akan berimplikasi terhadap imbal hasil obligasi dalam negeri.
"Kami merekomendasikan beli dengan volume kecil dan mengikuti lelang dengan seri kupon tinggi," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel