Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Optimisme Aktivitas Merger Meningkat, Wall Street Kokoh

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,04% ke level 23.548,42, sementara indeks Standard & Poors 500 menguat 0,13% ke level 2.591,13 dan Nasdaq Composite menguat 0,33% ke 6.786,44.
Bursa AS./Reuters
Bursa AS./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup menguat pada perdagangan Senin, (6/11/2017), ditopang oleh optimisme pada aktivitas merger dan karena ekspektasi investor pada peningkatan pendapatan meyusul rencana pemangkasan pajak.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,04% ke level 23.548,42, sementara indeks Standard & Poor’s 500 menguat 0,13% ke level 2.591,13 dan Nasdaq Composite menguat 0,33% ke 6.786,44.

Saham Qualcomm menguat 1,15% setelah Broadcom menawarkan untuk mengakuisisi produsen chip smartphone ini senilai US$103 miliar, yang berpotensi menjadi akuisisi terbesar di sektor teknologi. Broadcom ditutup menguat 1,42%.

"Fakta bahwa kesepakatan tersebut sedang dibicarakan merupakan hal yang sangat besar," kata Paul Nolte, manajer portofolio di Kingsview Asset Management, seperti dikutip Reuters.

"Kami belum melihat banyak kesepakatan (akuisisi) tahun ini, jadi ini mungkin akan mempercepat beberapa kesepakatan lain menjelang perubahan kebijakan pajak,” lanjutnya.

Sementara itu, saham Twenty-First Century Fox melonjak 9,93% setelah CNBC melaporkan bahwa konglomerasi film dan televisi tersebut telah mengadakan pembicaraan untuk menjual sebagian besar perusahaan tersebut kepada raksasa media Walt Disney Co. Saham Disney naik 2,02%.

Optimisme investor juga didorong oleh proposal Partai Republik pekan lalu untuk memangkas pajak perusahaan menjadi 20% dari 35% dan mengakhiri beberapa keringanan pajak untuk perusahaan dan individu.

"Saya pikir hal tersebut menjadi pendorong utama. Bahkan jika (pemangkasan pajak) hanya mencapai 25% atau 27%, hal tersebut masih cukup baik," ungkap John Brady, managing director R.J. O'Brien & Associates di Chicago.

Sektor energi pada indeks S&P melonjak 2,2% karena kenaikan harga minyak mentah setelah putra mahkota Arab Saudi memperketat cengkeramannya pada kekuasaan melalui gerakan anti-korupsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper