Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Logam Lesu Terimbas Penguatan Dolar

Menguatnya indeks dolar AS membuat mayoritas logam industri terkoreksi pada penutupan perdagangan Kamis (26/10/2017).
Ilustrasi logam mineral/Reuters-Yuriko Nakao
Ilustrasi logam mineral/Reuters-Yuriko Nakao

Bisnis.com, JAKARTA—Menguatnya indeks dolar AS membuat mayoritas logam industri terkoreksi pada penutupan perdagangan Kamis (26/10/2017).

Dikutip dari riset Valbury Asia Futures hari ini, Head of Research Gain Capital James Chen menyebutkan mata uang dolar AS (indeks dolar AS/ DXY) menanjak akibat merosotnya euro (EUR).

Sentimen yang menekannya ialah rencana European Central Bank (ECB) memperpanjang pembelian obligasi sampai 2018, sehingga memudarkan harapan soal kenaikan suku bunga.

Sementara itu, Federal Reserve mengumumkan rencananya untuk normalisasi aset sebesar US$4,5 trilliun. Faktor internal AS dan pelemahan EUR membuat DXY menanjak.

Pada penutupan perdagangan Kamis (26/10/2017), DXY naik 0,901 poin atau 0,96% menuju 94,162. Adapun pada hari ini pukul 8.00 WIB, indeks naik 0,196 poin atau 0,21% menuju 94,808. Ini menjadi level tertinggi sejak 17 Juli 2017 di posisi 95.128.

Dalam waktu dekat, pelaku pasar akan memantau rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) AS kuartal III/2017 kategori advance pada Jumat (27/10/2017). Angka PDB diperkirakan tumbuh melambat menjadi 2,6% year on year (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,1% yoy.

Sebagai informasi, data PDB AS dikeluarkan dalam tiga tahap setiap bulan, yakni advance (terdepan), preliminary (selanjutnya), dan final (akhir). Data PDB advance cenderung memiliki dampak yang paling besar.

Sementara itu, pada penutupan perdagangan Kamis (26/10/2017), harga aluminium di London Metal Exchange (LME) naik 3 poin atau 0,18% menjadi US$2.190 per ton.

Sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd), harga tumbuh 29,36%, tertinggi di antara logam lainnya. Harga aluminium juga mencapai level tertinggi sejak 2012.

Harga tembaga dalam waktu yang sama merosot 24 poin atau 0,34% menuju US$6.986 per ton. Secara ytd, harga menguat 26,20%.

Harga seng naik 34 poin atau 1,07% menjadi US$3.225 per ton. Secara ytd harga tumbuh 25,19%.

Harga nikel merosot 115 poin atau 0,97% menuju US$11.750 per ton. Sepanjang tahun berjalan harga naik 17,27%.

Adapun logam timbal turun 6 poin atau 0,24% menjadi US$2.482 per ton. Secara ytd harga tumbuh 23,08%.

Logam timah merosot 40 poin atau 0,20% menuju US$19.850 per ton. Harga tekoreksi 6,04% secara ytd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper