Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WTI Diprediksi Stabil di US$55,00–US$60,00 Per Barel

Kenaikan harga minyak mentah dunia akan menguat secara perlahan seiring dengan optimisme Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan sekutunya. Dalam waktu dekat, harga minyak diperkirakan stabil pada kisaran US$55,00 Rp60,00 per barel.
Harga minyak mentah Indonesia turun./JIBI
Harga minyak mentah Indonesia turun./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Kenaikan harga minyak mentah dunia akan menguat secara perlahan seiring dengan optimisme Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan sekutunya. Dalam waktu dekat, harga minyak diperkirakan stabil pada kisaran US$55,00 –Rp60,00 per barel.

Pada perdagangan Kamis (26/10/2017) pukul 07.00 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Desember 2017 turun tipis 0,05 poin atau 0,10% menuju US$52,13 per barel di New York Merchantile Exchange.

Sementara itu, harga minyak Brent kontrak Desember 2017 naik 0,11 poin atau 0,19% menjadi US$58,44 per barel di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London.

Harga minyak WTI telah kembali menembus angka US$52,00 per barel dan minyak Brent kembali mencapai level di atas US$58,00 per barel sejak Selasa lalu (24/10/2017) dan cenderung terus bergerak reli.

Kepala Apollo Global Management LLC Leon Black memperkirakan harga minyak akan stabil pada kisaran US$55,00 –Rp60,00 per barel dalam waktu dekat.

Optimisme Black disampaikan sehari pasca menteri energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan OPEC bertekad akan melakukan apa yang diperlukan untuk mengurangi stok bahan bakar.

Sebelumnya, Al-Falih menyampaikan pada Selasa bahwa permintaan minyak lebih bisa ditahan daripada yang diekspektasikan. Pada saat yang sama, Administrasi Informasi Energi (EIA) menaikkan perkiraan harga di bulan yang sama pada tahun depan dengan angka rata-rata US$50,57 per barel.

Ke depannya, OPEC berencana akan mengadakan pertemuan pada bulan depan untuk membahas kelanjutan pemotongan produksi yang akan berakhir pada Maret 2018 untuk diperpanjang hingga akhir 2018.

“Kenaikan harga akan terjadi secara perlahan,” kata Black seperti dilansir Bloomberg, Kamis (26/10/2017).

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper