Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Angkat Sektor Tambang, IHSG Menguat di Akhir Sesi I

Penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) berlanjut pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (24/10/2017), didorong sektor tambang yang memimpin penguatan lima sektor.
Karyawan mengamati papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia Jakarta, Senin (9/10)./JIBI-Dwi Prasetya
Karyawan mengamati papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia Jakarta, Senin (9/10)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – Penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) berlanjut pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (24/10/2017), didorong sektor tambang yang memimpin penguatan lima sektor.

IHSG menguat 0,12% atau 6,99 poin ke level 5.957,02 di akhir sesi I, setelah dibuka dengan kenaikan 0,09% atau 5,24 poin di level 5.955,25.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG terpantau konsisten bergerak di zona hijau dengan kisaran 5.949,33 - 5.969,02.

Sebanyak 147 saham menguat, 151 saham melemah, dan 265 saham stagnan dari 563 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Lima dari sembilan indeks sektoral IHSG bergerak positif dengan support utama sektor tambang (+2,53%) dan aneka industri (+0,77%). Adapun empat sektor lainnya bergerak negatif dipimpin sektor finansial yang turun 0,29%.

Di pasar regional, indeks FTSE Straits Time Singapura siang ini terpantau melemah 0,41%, indeks PSEi Filipina turun 0,12%, indeks FTSE Malay KLCI turun 0,07%, sedangkan indeks SE Thailand menguat 0,45%.

Oso Securities memprediksi IHSG akan bergerak menguat terbatas di kisaran 5.928-5.965 pada perdagangan hari ini.

Tim Analis Oso Securities menyebutkan secara teknikal, IHSG sempat menguji resistance terdekat di level 5,958 kemudian kembali bergerak di area inside bar candle. Stochastic berpeluang golden cross, RSI netral dan MACD masih bergerak positif.

Dipaparkan, pelaku pasar optimistis atas rilis kinerja keuangan sektor perbankan kuartal III seiring kuatnya fundamental ekonomi domestik.

Adapun sejak awal tahun hingga 23 Oktober, nilai kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia berhasil tumbuh sebesar 14.85% menjadi Rp 6,614.25 triliun dibanding Januari sebesar Rp 5,758.70 triliun.

Di sisi lain, penguatan pada sektor pertambangan terangkat oleh peningkatan harga minyak mentah seiring dengan persediaan minyak mentah AS yang turun 15% dari rekor tertingginya pada bulan Maret.

Harga Minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember 2017 hari ini terpantau lanjut menguat 0,17% ke US$51,99 per barel di New York Mercantile Exchange pada pukul 12.12 WIB, setelah pada Senin (23/10) berakhir naik 0,12% di posisi 51,90.

Harga minyak terus melaju seiring dengan ketegangan konflik di Kurdistan serta penurunan rig pengeboran AS yang mendorong keberhasilan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) menciptakan keseimbangan pasar.

Kepala komoditas penelitian di Landesbank Baden-Wuerttemberg menuturkan, potensi OPEC selanjutnya adalah meningkatnya permintaan minyak global dan pengurangan rig pengeboran AS yang menyokong penurunan pasokan minyak mentah. Faktor-faktor tersebut mendorong harga minyak naik dalam jangka pendek.

“Saya tidak akan terkejut melihat WTI naik menjadi US$55 per barel dan minyak Brent menjadi US$60 per barel sebelum awal November,” kata Wuerttemberg, seperti dilansir Bisnis.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper