Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gejolak Irak Masih Tahan Reli Minyak Mentah

Reli harga minyak mentah terkikis pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), saat kenaikan jumlah stok bahan bakar Amerika Serikat (AS) mengimbangi keuntungan yang dipicu dari ketegangan di Irak.

Bisnis.com, JAKARTA – Reli harga minyak mentah terkikis pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), saat kenaikan jumlah stok bahan bakar Amerika Serikat (AS) mengimbangi keuntungan yang dipicu dari ketegangan di Irak.

Harga minyak WTI untuk pengiriman November berakhir naik 16 sen di posisi 52,04 per barel di New York Mercantile Exchange, level tertinggi dalam tiga pekan. Total volume yang diperdagangkan mencapai sekitar 23% di bawah rata-rata 100 hari.

Harga minyak WTI mengakhiri sesi 0,3% lebih tinggi di New York, mengikis penguatan sebelumnya.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Desember ditutup naik 27 sen di US$58,15 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.

Menurut Energy Information Administration (EIA), jumlah pasokan bensin dan minyak sulingan meningkat pekan lalu. Sementara itu, jumlah persediaan minyak mentah menyusut kurang dari yang diperkirakan American Petroleum Institute (API).

Jumlah persediaan minyak mentah AS hanya turun 5,73 juta barel dibandingkan dengan penurunan sebesar 7,13 juta seperti yang diperkirakan API.

Meski demikian, reli minyak masih mendapatkan dukungan dari ketegangan geopolitik, dengan ekspor dari utara Irak turun lebih dari separuhnya saat produksi dari provinsi Kirkuk meluncur untuk hari kedua.

“Investor masih menyaksikan ketegangan antara pasukan Irak dan pejuang Kurdi,” ujar Phil Streible, pakar strategi pasar senior di RJO Futures di Chicago, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (19/10/2017).

“Risiko politik yang ada di luar sana pasti mendukung harga minyak mentah, dan Anda melihat aksi beli (minyak WTI) tepat di kisaran US$51,” lanjutnya.

Harga minyak mentah AS telah ditutup di atas US$51 per barel sejak Jumat di tengah gejolak di Irak. Menurut Goldman Sachs Group Inc., pasar minyak juga melihat risiko geopolitik dalam meningkatnya ketegangan antara Iran dan AS.

Sementara itu, Chief Executive Officer Gunvor Group Torbjoern Toernqvist mengatakan bahwa pasar berada pada pijakan yang lebih kuat sekarang dibandingkan dengan lima bulan yang lalu dan minyak berada dalam kisaran yang nyaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper