Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

‘Black Monday’ dan Rekor Baru Dow Jones

Indeks Dow Jones Industrial Average berhasil mengukir rekor baru melampaui level 23.000 untuk pertama kalinya pada penutupan perdagangan Rabu (18/10).
Bursa AS./Reuters
Bursa AS./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Dow Jones Industrial Average berhasil mengukir rekor baru melampaui level 23.000 untuk pertama kalinya pada penutupan perdagangan Rabu (18/10).

Di saat yang sama, pencapaian Dow Jones mengingatkan akan kejatuhan terburuk yang pernah dialami Wall Street.     

Pada 19 Oktober 1987, sekitar tiga puluh tahun yang lalu, indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 22,6% atau 508 poin ke level 1.738,74.

Dilansir dari laman Business Insider, Kamis (19/20/2017), kejadian ini dikenal sebagai ‘Black Monday’, penurunan persentase terbesar dalam satu hari sekaligus hari perdagangan terburuk dalam sejarah pasar saham Amerika Serikat (AS).

Jika dibandingkan dengan kondisi saat ini, indeks saham acuan AS tersebut bisa digambarkan mengalami penurunan sekitar 5.233 poin dalam satu hari ke level 17.921.

Meski saat itu menjadi pengalaman terburuk, pertumbuhan ekonomi AS tetap bertahan dan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tidak pernah sampai negatif.

‘Black Monday’ dan Rekor Baru Dow Jones

Tetapi, tidak berarti pasar saham memiliki efek nol pada perekonomian. Bagaimanapun, aksi jual yang besar bisa memperlambat ekonomi dan bahkan menyebabkan resesi.

Namun sejumlah analis sebelumnya mengatakan bahwa kejatuhan pasar saham biasanya menyebabkan resesi yang kurang parah daripada akibat seperti kejatuhan pada perumahan atau krisis kredit.

Analis Lombard Street Research Dario Perkins pernah membandingkan efek terhadap PDB dari kejatuhan pasar saham dotcom pada tahun 2000 dan krisis ‘subprime mortgage’ tahun 2007-2008. PDB terus meningkat pada periode awal namun kemudian terperosok.

Kembali lagi berbicara tentang bursa saham, baiknya pasar saham ingat bahwa kejadian seperti ‘Black Monday’ berpeluang terulang. Terlebih, indeks Dow Jones sendiri telah naik sekitar 1.231% sejak saat bersejarah itu ke kisaran level 23.150.

“Segala sesuatu bisa terjadi. Dengan kemajuan komputerisasi dan teknologi yang diterapkan di pasar, itu [Black Monday] masih sangat mungkin terjadi,” ujar Peter Costa, Presiden Empire Executions Inc. di New York, seperti dikutip dari Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper