Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masa Penawaran Hampir Habis, Penyerapan ORI014 Masih Minim

Dua hari menjelang berakhirnya masa penawaran obligasi ritel negara 2017 atau ORI014, agen penjualan baru mengantongi total pemesanan dari investor ritel senilai Rp7,51 triliun, atau hanya sekitar 56,1% dari total angka kesanggupan penjualan atau target penerbitan Rp13,39 triliun.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA — Dua hari menjelang berakhirnya masa penawaran obligasi ritel negara 2017 atau ORI014, agen penjualan baru mengantongi total pemesanan dari investor ritel senilai Rp7,51 triliun, atau hanya sekitar 56,1% dari total angka kesanggupan penjualan atau target penerbitan Rp13,39 triliun.

Loto Srinaita Ginting, Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan, menyebutkan bahwa data tersebut merupakan total akumulasi pemesanan sampai dengan Selasa, 17 Oktober 2017. Adapun, masa penawaran ORI014 akan berakhir pada Kamis, 19 Oktober 2017.

Bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, pemesanan ORI pada tahun ini merupakan yang terendah sepanjang sejarah penerbitan ORI sejak 2006 lalu. Total pemesanan terendah yang pernah dikantongi pemerintah dalam sejarah penerbitan ORI adalah Rp13,15 triliun pada ORI002 tahun 2007.

Hal ini mestinya tidak mengherankan, mengingat kupon yang ditawarkan pemerintah kepada investor ritel pada ORI014 juga adalah yang terendah sepanjang sejarah, yakni hanya Rp5,85%. Kupon terendah yang pernah diberikan sebelumnya adalah pada ORI009, yakni 6,25%.

Dengan capaian penjualan yang masih sangat rendah tersebut, hampir pasti penerbitan ORI tahun ini tidak dapat mencapai target angka kesanggupan awal dari pada agen penjual. Hingga berita ini diturunkan, Loto belum menanggapi soal strategi pemerintah untuk mengompensasi rendahnya minat ORI014.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan sebelumnya mengatkan bahwa pemerintah masih memiliki banyak cara untuk mengamankan defisit anggaran tahun ini, tidak melulu mengandalkan ORI.

Lagi pula, dalam sejumlah lelang surat berharga negara (SBN), baik surat utang negara (SUN) maupun sukuk, yang digelar sebelum masa penawaran ORI014 dimulai selalu mencatatkan kelebihan permintaan yang sangat tinggi. Penerbitan obligasi global pemerintah tahun ini pun tergolong sukses di pasar.

Lelang SUN pada Agustus dan September mencatatkan permitaan rata-rata di atas Rp50 triliun, sementara pada sukuk di atas Rp26 triliun. Tren yield di pasar pun dari waktu ke waktu semakin turun, menandakan pasar obligasi yang memang sedang dalam tren bullish.

Oleh karena itu, pemerintah tidak terlalu kuatir terhadap rendahnya angka kesanggupan agen penjual, sebab likuiditas di pasar dalam negeri masih cukup tinggi. Penurunan yield di pasar menjadi alasan pemerintah menurunkan kupon ORI014 tahun ini sebab pemerintah yakin tren penurunan yield akan berlanjut.

Sayangnya, keadaan tersebut sedikit terkoreksi akhir-akhir ini akibat sentimen global. Yield rata-rata SBN perlahan mulai meningkat lagi dan transaksi di pasar sekunder semakin terbatas. Asing pun mulai meninggalkan pasar obligasi Indonesia, kendati masih terbatas.

Ramdhan Ario Maruto, associate director fixed income Anugrah Sekuritas Indonesia, mengatakan rendahnya kupon yang ditawarkan pemerintah pada ORI014 harusnya diimbangi dengan sosialisasi kepada investor ritel tentang latar belakang rendahnya kupon tersebut.

Menurutnya, kurangnya sosialisasi selama ini menjadi alasan investor ritel kurang meminati ORI014 sebab instrumen tersebut kini menjadi kalah bersaing dibandingkan bunga deposito atau instrumen lain di pasar modal.

“Bank selama ini mungkin menyasar nasabah prioritas mereka, tetapi sekarang investor sudah lebih cerdas untuk melihat bunga. Mereka perlu lebih disosialisasikan kenapa kupon rendah sekarang, karena sosialisasi ini agak kurang,” katanya, Selasa (17/10/2017).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper