Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anak Usaha JSMR Terbitkan Project Bond Perdana Rp1,5 Triliun

Emiten jalan tol PT Jasa Marga (Persero) Tbk. untuk pertama kalinya mengeluarkan obligasi pembiayaan proyek atau project bond di level anak perusahaan pengelola ruas tol, yakni PT Marga Lingkar Jakarta atau MLJ senilai maksimal Rp1,5 triliun.
Ilustrasi./Bisnis
Ilustrasi./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten jalan tol PT Jasa Marga (Persero) Tbk. untuk pertama kalinya mengeluarkan obligasi pembiayaan proyek atau project bond di level anak perusahaan pengelola ruas tol, yakni PT Marga Lingkar Jakarta atau MLJ senilai maksimal Rp1,5 triliun.

PT MLJ mengelola ruas tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) W2 atau ruas Kebon Jeruk-Ulujami sepanjang 7,67 km yang mulai beroperasi sejak 2014. Obligasi ini disebut project bond sebab digunakan untuk me-refinancing utang perbankan perseroan yang digunakan untuk konstruksi proyek tol tersebut.

Sri Nugroho, Direktur Keuangan PT MLJ, mengatakan  perseroan masih memiliki utang dari sindikasi perbankan antara Bank Mandiri dan Bank DKI senilai sekitar Rp1,35 triliun dengan bunga terkini 9,5%.

Oleh karena itu, 90% dari dana hasil penerbitan obligasi ini akan digunakan untuk melunasi utang tersebut. Sisanya,  8% disisihkan sebagai dana cadangan pembayaran bunga selama 12 bulan, dan 2% untuk tambahan modal kerja.

Menurutnya, perseroan ingin mengganti utang perbankan dengan obligasi. Sebab obligasi lebih cocok dengan karakter bisnis jalan tol yang bersifat jangka panjang. Momennya menjadi semakin tepat ketika tren imbal hasil di pasar obligasi saat ini tengah cukup rendah.

“Nature dari tol ini tidak cocok dengan bank. Bank itu sumber dana dari deposito hanya maksimum setahun, sementara tol itu setelah sekian tahun baru bisa bayar pokok. Jadi, setelah kita pakai bank, kita replace dengan bond,” katanya usai due diligence meeting dalam rangka penerbitan obligasi tersebut, Jumat (13/10/2017).

Obligasi ini akan diterbitkan dalam lima seri, yakni seri A tenor 3 tahun, Seri B 5 tahun, Seri C 7 tahun, Seri D 10 tahun, dan Seri E 12 tahun.

Saat ini, proses bookbuilding sudah dimulai dan akan berlansung hingga 24 Oktober 2017. Indikasi tingkat kupon selama proses bookbuilding ini yakni Seri A 7,00%-7,75%, Seri B 7,25%-8,00%, Seri C 7,50%-8,35%, Seri D 7,75%-8,75%, dan Seri E 8,00%-9,00%.

Bertindak selaku penjamin pelaksana emisi efek yakni CIMB Sekuritas, Mandiri Sekuritas, dan Trimegah Sekuritas.

David Agus, Direktur Trimegah Sekuritas, mengatakan bahwa obligasi ini memperoleh peringkat idAAA dari Pefindo, atau peringkat tertinggi bagi penerbitan obligasi korporasi. Peringkat tersebut bisa diperoleh karena struktur obligasi ini yang dirancang seaman mungkin.

David mengatakan, tenor yang dipilih telah disesuaikan dengan perhitungan kemampuan cash flow perusahaan sehingga bisa dipastikan tidak ada resiko refinancing saat jatuh tempo nanti. Seluruh pokok akan dibayar lunas sebab perseroan juga akan terus mencadangkan sinking fund untuk menjamin pelunasan saat jatuh tempo nanti.

Selain itu, perseroan juga tidak akan lagi menambah utang, baik itu utang bank maupun obligasi baru lagi setelah penerbitan obligasi ini hingga 12 tahun ke depan, atau sesuai tenor terpanjang. Di sisi lain, rasio ebitda dibanding beban bunga per 30 April 2017 adalah sebesar 1,31% mencerminkan kemampuan lebih besar untuk membayar bunga.

“Kita sudah mengatur strukturnya sedemikian rupa sehingga obligasi ini bisa mendapat peringkat idAAA dari Pefindo, padahal induknya yakni Jasa Marga peringkatnya lebih rendah, yakni idAA.,” katanya.

Adapun, rasio liabilitas terhadap ekuitas perseroan hingga April tahun ini mencapai 2,98 kali. Penerbitan obligasi ini tidak meningkatkan rasio tersebut sebab dananya digunakan untuk mengganti utang yang ada.

Ebitda perseroan pada 2016 mencapai Rp271 miliar, tumbuh 79,5% dibandingkan capaian 2015 Rp151 miliar. Hingga April tahun ini, ebitda perseroan Rp58 miliar, tumbuh 31,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp44 miliar.

Namun, sayangnya perseroan masih belum membukukan rugi bersih senilai Rp64 miliar pada April tahun ini, lebih tinggi dibandingkan April tahun lalu Rp28 miliar. Kerugian ini lebih banyak disebabkan karena masalah pembukuan pajak tangguhan.

Obligasi ini targetnya akan mendapatkan pernyataan efektif dari OJK akhir bulan ini. Selanjutnya, masa penawaran akan digelar pada 2-3 November 2017. Pembayaran dari investor, pembayaran hasil emisi kepada emiten, distribusi obligasi dan pencatatan di BEI secara berturut-turut akan dilakukan pada 6-9 November 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper