Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyaluran Gas Bumi Naik, Saham Perusahaan Gas Negara (PGAS) Mulai Positif

Harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) mulai meningkat usai menyentuh level terdalam sepanjang tahun berjalan yakni Rp1.405 per lembar pada perdagangan Selasa.
Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Jobi Triananda Hasjim saat mendampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignatius Jonan saat mengunjungi pembangunan jaringan gas rumah tangga di Kecamatan Prajurit Kulon, Mojokerto (13/8/2017)./Istimewa
Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Jobi Triananda Hasjim saat mendampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignatius Jonan saat mengunjungi pembangunan jaringan gas rumah tangga di Kecamatan Prajurit Kulon, Mojokerto (13/8/2017)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) mulai meningkat usai menyentuh level terdalam sepanjang tahun berjalan yakni Rp1.405 per lembar pada perdagangan Selasa.

Analis PT Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo mengungkapkan kinerja saham PGAS cenderung menguat setelah berada pada kisaran target harga pertama di harga Rp1.576. Dia merekomendasikan call buy untuk saham PGAS.

“Selanjutnya, peluang harga saham PGAS cenderung menguat untuk menguji level resistance berikutnya di harga Rp1.752 per lembar saham,” katanya dalam risetnya, Kamis (12/10/2017).

Pada perdagangan Kamis, saham PGAS meningkat 12,37% ke level Rp1.590 per lembar saham. Saham PGAS menjadi salah satu gainer dengan volume 348,7 juta dan turnover sebesar Rp533,5 miliar.

Pada Rabu (11/10/2017), perseroan mengungkapkan penyaluran gas bumi sepanjang kuartal III/2017 naik 17% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Direktur Komersial PGN Danny Praditya mengatakan kinerja penyaluran gas bumi PGN mengalami peningkatan sebesar 17% sepanjang kuartal III/2017 dibandingkan dengan kuartal II/2017. 

"Kenaikan ini dikontribusikan dari peningkatan konsumsi gas baik yang berasal dari sektor industri maupun dari sektor kelistrikan," katanya, Rabu (11/10/2017).

Salah satunya upaya untuk mendongkrak konsumsi gas bumi yakni, PGN memperluas jaringan gas bumi ke Kawasan Industri Modern Cikande, Serang, Banten. Kawasan yang dikelola oleh PT Modernland Realty Tbk. ini menjadi salah satu pasar yang potensial karena dari total lahan 3.175 hektar, sekitar 30% telah dikembangkan.

Di dalamnya berdiri lebih dari 200 perusahaan baik lokal maupun multinasional. Jenis industrinya pun beragam, di antaranya perusahaan makanan dan minuman, industri kimia, industri alat berat, dan material bangunan.

Danny mengatakan, selain Cikande, PGN juga sudah memasok gas bumi ke Kawasan Industri yang dikelola PT Nusantama Properta Panbil di Batam, Kepulauan Riau. "Penggunaannya sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga gas di Kawasan Industri Panbil di Batam," ujar Danny.

Danny mengungkapkan, pasokan gas bumi PGN ke Kawasan Industri Panbil di Batam ini akan berlangsung selama 10 tahun ke depan, baik dalam bentuk Conpressed Natural Gas (CNG) maupun Liquefied Natural Gas (LNG). Selan itu, PGN bersama Nusantama Properta Panbil telah bersepakat untuk memenuhi kebutuhan gas di kawasan industri maupun kawasan pariwisata yang akan dikembangkan di wilayah Provinsi Kepulauan Riau.

"Nusantama Properta Panbil akan mengembangkan lagi kawasan industri dan kawasan pariwisata di Provinsi Kepulauan Riau, nantinya kebutuhan gas buminya akan dipasok oleh PGN, baik untuk kebutuhan bahan bakar listrik sampai memasak," tutup Danny.

Ke depan, PGN akan terus menjalin kerja sama dengan pengelola kawasan industri lainnya dalam pemanfaatan gas bumi. Apalagi menurut Danny, meningkatnya investasi baru dan ekspansi usaha di tanah air, tidak hanya di Banten dan Riau sudah sejalan dengan upaya PGN untuk terus menggenjot pembangunan infrastruktur gas bumi.

Saat ini PGN Area Tangerang telah membangun dan mengelola jaringan distribusi pipa gas bumi sepanjang 260 km. PGN juga sedang dalam proses akhir pembangunan pipa proyek CP3B Cikande-Bitung untuk mengalirkan gas ke jaringan Banten Timur.

"Jaringan ini kelanjutan dari CP3A Bojonegara-Cikande yang sudah beroperasi sejak 2012 dan ini jadi kelanjutan proyek pipa South Sumatera - West Java atau SSWJ," katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukas Hendra TM
Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper