Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs di Asia Mixed, Rupiah Berakhir Melemah

Rupiah ditutup terdepresiasi 0,13% atau 18 poin di Rp13.530 per dolar AS, setelah dibuka dengan kenaikan 0,1% atau 14 poin di Rp13.498 per dolar AS.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah berakhir melemah pada akhir perdagangan hari ini, Rabu (11/10/2017).

Rupiah ditutup terdepresiasi 0,13% atau 18 poin di Rp13.530 per dolar AS, setelah dibuka dengan kenaikan 0,1% atau 14  poin di Rp13.498 per dolar AS.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.494 – Rp13.543 per dolar AS. Adapun pada perdagangan kemarin, Selasa (10/10/2017), rupiah ditutup melemah 0,04% ke Rp13.512 per dolar AS.

Penguatan rupiah berlangsung di saat mayoritas mata uang di Asia terpantau mixed, dengan penguatan tertajam dialami dolar Taiwan yang  naik 0,29%, sedangkan renminbi China melemah paling signifikan (-0,30%).

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau cenderung stagnan di level 93,291 pada pukul 16.33 WIB setelah sempat melemah hingga 93,058 hari ini.

Indeks dolar AS sempat terkoreksi seiring dengan positifnya data ekonomi kawasan Eropa dan ketidakpastian situasi geopolitik di semenanjung Korea.

Asia Trade Point Futures dalam publikasi risetnya hari ini menuliskan, dolar AS kembali terkoreksi seiring dengan positifnya data ekonomi kawasan Eropa. Di sisi lain absennya data ekonomi AS juga turut membebani laju greenback di tengah ketidakpastian situasi geopolitik yang berlangsung di semenanjung Korea.

Kemarin sore tercatat rilis data ekonomi Jerman tersaji positif karena mengalami surplus sebesar 21,6 miliar euro, di atas dari ekspektasi pelaku pasar di angka 20 miliar euro.

“Data ini berhasil memicu performa mata uang tunggal EUR terhadap USD. Selain itu ditundanya rencana kemerdekaan Katalan dari Spanyol, menambah sentimen positif terhadap nilai mata uang EUR,” papar riset.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper