Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pefindo Naikkan Peringkat TPIA Jadi idAA-

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat untuk PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan Obligasi I Tahun 2016 menjadi idAA- dari idA+ dengan outlook terhadap peringkat perusahaan stabil.
Presiden Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP) Erwin Ciputra (kedua kanan), saling bertumpu tangan dengan Wakil Presdir Kulachet Dharachandra (kanan), Direktur Toyo Engineering Corporation Japan Tomohisa Abe (tengah), President & CEO Toyo Engineering Korea Limited Toru Osanai (kedua kiri), dan Presdir PT Inti Karya Persada Tehnik Eiji Hosoi, seusai menandatangani kontrak jasa EPC Plant Polyethylene (PE) baru, di Jakarta, Kamis (31/8)./JIBI-Dedi Gunawan
Presiden Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP) Erwin Ciputra (kedua kanan), saling bertumpu tangan dengan Wakil Presdir Kulachet Dharachandra (kanan), Direktur Toyo Engineering Corporation Japan Tomohisa Abe (tengah), President & CEO Toyo Engineering Korea Limited Toru Osanai (kedua kiri), dan Presdir PT Inti Karya Persada Tehnik Eiji Hosoi, seusai menandatangani kontrak jasa EPC Plant Polyethylene (PE) baru, di Jakarta, Kamis (31/8)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat untuk PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan Obligasi I Tahun 2016 menjadi idAA- dari idA+ dengan outlook terhadap peringkat perusahaan stabil.

Analis Pefindo Niken Indriarsih mengungkapkan kenaikan peringkat mencerminkan membaiknya ukuran-ukuran struktur permodalan dan proteksi arus kas yang diharapkan dapat bertahan pada jangka waktu pendek hingga menengah yang didukung oleh margin profitabilitas yang lebih baik secara berkelanjutan dan mempertahankan level utang yang konservatif.

Menurutnya, obligor dengan peringkat idAA memiliki sedikit perbedaan dengan peringkat tertinggi yang diberikan dan memiliki kemampuan yang sangat kuat untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang relatif dibandingkan terhadap obligor Indonesia lainnya. Sementara, tanda kurang (-) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif lemah dan di bawah rata-rata kategori yang bersangkutan.

“Peringkat tersebut mencerminkan pandangan kami mengenai posisi terdepan Perusahaan dalam industri petrokimia dalam negeri, operasi yang terintegrasi secara vertikal dengan fasilitas pendukung yang memadai, dan ukuran-ukuran struktur permodalan yang konservatif dan proteksi arus kas yang sangat kuat,” katanya dalam keterbukaan informasi TPIA yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (11/10/2017).

Hanya saja, dia menambahkan sensitivitas terhadap siklus industri dan risiko terhadap volatilitas selisih antara biaya bahan baku dan harga produk, serta risiko yang terkait dengan ekspansi fasilitas petrokimia membatasi peringkat.

Namun, peringkat dapat dinaikkan jika PEFINDO melihat profil usaha perusahaan semakin kuat secara signifikan dan menyediakan diversifikasi produk dan pasar yang lebih baik, yang dapat mengurangi volatilitas marjin, dengan tetap mempertahankan struktur permodalan yang konservatif.

“Peringkat dapat diturunkan jika kami melihat ada penurunan secara terus-menerus dalam profil keuangan perusahaan karena marjin profitabilitas yang lebih lemah dari perkiraan sebagai akibat dari kenaikan harga bahan baku dan penurunan harga produk,” ujarnya.

Dia mengungkapkan hal tersebut dapat diakibatkan dari permintaan untuk produk kimia yang lebih lemah dari yang diantisipasi, terutama di pasar domestik, yang merupakan fokus perusahaan atau karena keadaan oversupply yang dipicu oleh percepatan ekspansi kapasitas dari para pelaku industri.

Peringkat, lanjutnya, juga bisa berada di bawah tekanan jika perusahaan melakukan ekspansi yang didanai dengan utang lebih tinggi dari yang diproyeksikan, sehingga profil keuangan menjadi moderat.

TPIA merupakan produsen petrokimia yang beroperasi secara terintegrasi, menyediakan olefina, poliolefina, monomer stirena, dan butadiena. Perseroan memiliki satu-satunya naphtha cracker dan fasilitas produksi monomer stirena dan butadiena di dalam negeri.

Naphtha cracker milik perseroan memiliki kapasitas produksi 860 kilo ton per tahun (KTA), fasilitas produksi polietilena dengan kapasitas 336 KTA, fasilitas produksi monomer stirena dengan kapasitas 340 KTA, fasilitas produksi polipropilena dengan kapasitas 480 KTA dan fasilitas produksi butadiena dengan kapasitas 100 KTA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukas Hendra TM
Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper