Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lelang Sukuk Diprediksi Tetap Semarak

Permintaan investor dalam lelang sukuk negara yang akan digelar Selasa (10/10/2017) diproyeksikan akan tetap tinggi kendati masih dibayangi tekanan aksi jual asing di pasar sekunder.

Bisnis.com, JAKARTA — Permintaan investor dalam lelang sukuk negara yang akan digelar Selasa (10/10/2017) diproyeksikan akan tetap tinggi kendati masih dibayangi tekanan aksi jual asing di pasar sekunder.

Ariawan, fixed income analyst BNI Securities, mengatakan insturmen sukuk negara masih memberikan tingkat imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan surat utang negara (SUN) sehingga masih tetap diminati investor.

Dirinya meyakini permintaan investor dalam lelang sukuk negara esok akan tetapi tinggi, melanjutkan tren yang terjadi dalam tiga lelang sukuk sebelumnya. Dalam tiga lelang sukuk negara sebelumnya, penawaran investor minimal Rp26,4 triliun.

Lagi pula, basis investor sukuk negara jauh lebih besar dibandingkan SUN, sebab diincar baik oleh investor dengan latar belakang syariah maupun konvensional.

Hanya saja, tekanan yang terjadi di pasar akibat kuatnya sentimen global yang mendorong aksi ambil untung investor di pasar domestik menyebabkan nilai permintaan kemungkinan sedikit lebih rendah dari tiga lelang terakhir.

“Potensi permintaan mungkin ada antara Rp16 triliun sampai Rp25 triliun. Turun sedikit di bawah tiga lelang sebelumnya, tetapi masih di atas rata-rata permintaan sepanjang tahun ini,” katanya, Senin (9/10/2017).

Lelang sukuk esok akan kembali melepas empat seri project based sukuk (PBS) yang sama seperti lelang-lelang sebelumnya, tetapi ditambah satu seri surat perbendaharaan negara syariah (SPN-S) baru untuk tenor 6 bulan. Targe indikatif dari lelang kali ini pun masih Rp5 triliun.

Anil Kumar, analis obligasi Ashmore Asset Management Indonesia, juga sependapat bahwa lelang kali ini akan tetap diminati lantaran sentimen negatif  Menurutnya, minimal permintaan yang masuk akan mencapai Rp14 triliun.

Kenaikan imbal hasil di pasar sekunder akibat tekanan yang terjadi akhir-akhir ini juga berpotensi mendorong arus masuk permintaan untuk memanfaatkan keuntungan yield.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper