Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Kuartal II/2017: Laba SILO Tergerus

Kendati mampu mendongkrak pertumbuhan pendapatan sepanjang semester pertama tahun ini, emiten rumah sakit PT Siloam International Hospitals Tbk. tidak mampu mempertahankan kinerja laba tetap prima akibat meningkatnya beban usaha.
RSU Siloam Karawaci/siloamhospitals.com
RSU Siloam Karawaci/siloamhospitals.com

Bisnis.com, JAKARTA—Kendati mampu mendongkrak pertumbuhan pendapatan sepanjang semester pertama tahun ini, emiten rumah sakit PT Siloam International Hospitals Tbk. tidak mampu mempertahankan kinerja laba tetap prima akibat meningkatnya beban usaha.

Berdasarkan laporan keuangan emiten dengan kode saham SILO ini, Selasa (3/10/2017), pendapatan perseroan tercatat senilai Rp2,76 triliun, tumbuh 7,95% dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu Rp2,55 triliun.

Namun, beban pokok pendapatan dan beban usaha perseroan juga meningkat signifikan masing-masing 11,14% dan 7,56%. Beban pokok perseroan tercatat senilai Rp1,99 triliun dan beban usaha Rp654 miliar.

Peningkatan signifikan beben pokok pendapatan terutama pada lini biaya jasa tenaga ahli, gaji, dan kesejahteraan karyawan yang meningkat 26,35% menjadi Rp596 miliar dari sebelumnya Rp472 miliar. Biaya obat dan perlengkapan medis pun meningkat tinggi 28,13% dari Rp307 miliar menjadi Rpp393 miliar.

Alhasil, laba usaha perseroan hanya sebesar Rp73 miliar, turun tajam 49% dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun lalu yang senilai Rp143 miliar.

Setelah dikurangi berbagai beban lainnya, laba bersih perseroan hingga Juni tahun ini tercatat senilai Rp27 miliar, turun 61,28% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang besarnya Rp69 miliar.

Sekalipun aset perseroan meningkat tipis 3% dari Rp4,22 triliun pada akhir Desember 2016 dan kini menjadi Rp4,34 triliun, tetapi kas dan setara kas perseroan menyusut tajam.

Kas dan setara kas perseroan tercatat senilai Rp374 miliar. Nilai ini sudah berkurang 49,52% bila dibandingkan dengan posisi kas perseroan pada akhir tahun lalu yang senilai Rp740 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper