Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Proyeksi Harga Rights Issue LPCK

Harga pelaksanaan rights issue PT Lippo Karawaci Tbk. (LPCK) dipediksikan berada pada kisaran Rp4.030-Rp4.480 per saham.
Foto aerial pembangungan megaproyek Meikarta di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (14/9)./ANTARA-Hafidz Mubarak A
Foto aerial pembangungan megaproyek Meikarta di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (14/9)./ANTARA-Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, JAKARTA--Harga pelaksanaan rights issue PT Lippo Karawaci Tbk. (LPCK) dipediksikan berada pada kisaran Rp4.030-Rp4.480 per saham.

Analis OSO Sekuritas Riska Afriani menyampaikan penyerapan hak memesan efek terlbih dahulu (HMETD) akan sangat bergantung pada harga saham yang ditawarkan. Bila saham yang diterbitkan dalam jumlah besar, sambungnya, investor melakukan pertimbangan khusus untuk melakukan penyerapan.

"Kalau saham LPCK terus turun akan  ada kekhawatiran bagi investor. Kalau dari sisi penyerapan, saya tidak  begitu optimis diserap 100%. Biasanya, untuk jumlah besar, akan ada stand by buyer," tuturnya saat dihubungi Binsis, Senin (2/10/2017).

Riska menuturkan, dalam setahun terakhir, kinerja saham LPCK berada dalam tren yang menurun, meskipun tampak ada sinyal meningkat akhir-akhir ini. Scara teknikal, Riska menilai, saham LPCK berpotensi rebound menguji level Rp4.590, lalu bisa juga bergerak ke lebel Rp4.900 per saham.

Namun, bakal sangat sukar bila saham LPCK menuju level Rp5.800 seperti yang terjadi pada Januari 2017. Penurunan kinerja LPCK juga ditengarai menurunnya laba yang dicetak LPCK.

Riska menilai, sudah banyak investor yang  keluar dan mengurangi koleksi saham LPCK. Namun, tidak menutup kemungkinan, investor  mayoritas melaksanakan hak karena tak ingin terdilusi. Di sisi lain, sambungnya, ada juga investor yang lebih memilih terdilusi, daripada menanggung hasil yang tak menentu.

Dia mengungkapkan, aksi rights issue akhir-akhir ini dilakukan, karena kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) telah menguat hingga 11% sepanjang tahun ini. Atas kondisi itu, emiten-emiten lebih memilih untuk melakukan rights issue ketimbang menebitkan obligasi dan meminjam dari bank.

Saat dihubungi terpisah, analis PT Koneksi Kapital Marolop Alfred Nainggolan menuturkan, penyerapan akan berpotensi tidak mencapai 100% mengingat kondisi pasar yang kurang memungkinkan. Hal itu terlihat dari rencana PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk. yang memangkas jumlah saham yang ditawarkan dalam jumlah besar.

Alfred menambahkan, saat ini kondisi pasar belum terlalu optimis untuk melakukan penyerapan right issue, kecuali LPCK memiliki angel investor yang berperan sebagai stand by buyer. Sebelum menyerap efek baru, sambungnya, investor akan mempertimbangkan prospek pasca-rights issue.

"Kalau rights issue ditawarkan dengan harga di bawah pasar, lalu dana digunakan untuk ekspansi, maka minat investor berpotensi akan ada," tutur Alfred saat dihubungi Bisnis.

Alfred mengungkan, bila HMETD ditawarkan di bawah harga pasar, maka pasar akan merespon positif aksi korporasi ini. Apalagi, Grup Lippo telah memiliki pengalaman yang cukup mapan di bidang properti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Maftuh Ihsan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper