Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kupon ORI014 Ditetapkan Hanya 5,85% Per Tahun

Pemerintah menetapkan tingkat kupon penerbitan Obligasi Ritel Indonesia atau ORI seri 014 yang mulai ditawarkan pada Jumat (29/9) sebesar 5,85% per tahun.

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menetapkan tingkat kupon penerbitan Obligasi Ritel Indonesia atau ORI seri 014 yang mulai ditawarkan pada Jumat (29/9) sebesar 5,85% per tahun.

Loto Srinaita Ginting, Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan, menuturkan kendati tingkat kupon yang ditawarkan cukup rendah, minat investor ritel terhadap instrumen investasi ini diharapkan akan tetap tinggi.

"Berdoa supaya laris," ujarnya kepada Bisnis.com, Rabu (27/9) malam.

Tingkat kupon ORI014 sebesar 5,85% lebih rendah dibandingkan dengan ORI013 sebesar 6,6%. Kupon ORI014 juga lebih rendah dari yield SUN tenor 3 tahun yang pada perdagangan kemarin ditutup pada level 5,9%.

Sebelumnya, pemerintah pernah menawarkan kupon terendah hingga 6,25% pada seri ORI009. Adapun, kupon tertinggi ditawarkan pada seri ORI001 sehingga 12,05%.

Loto masih enggan mengungkapkan target penerbitan ORI kali ini. Namun, target indikatifnya sekitar Rp15 triliun-20 triliun.

"Target penjualan seluruh agen penjual, nanti akan disampaikan waktu launching di BEI tanggal 29 September 2017. Sabar ya," katanya.

Berdasarkan keterangan resmi DJPPR Kementerian Keuangan pada Rabu (27/9), ORI014 mengusung tema Membangun Negeri untuk Sejahtera Bersama. 

Dana hasil penerbitan ORI014 akan diprioritaskan untuk mendanai proyek-proyek pemerintah di sektor infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Tujuannya, meningkatan kualitas pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Masa penawaran ORI014 akan dimulai pada 29 September 2017 dan berakhir pada 19 Oktober 2017. Seremoni pembukaan masa penawaran akan dilaksanakan di Main Hall Gedung Bursa Efek Indonesia (IDX), Kawasan Sudirman Central Business District, pada Jumat (29/9).

Untuk memasarkan surat utang bertenor 3 tahun ini, pemerintah telah menunjuk 19 agen penjual yang terdiri dari 18 Bank dan 1 Perusahaan Efek.

Agen penjual tersebut, yakni Citibank, PT Bank ANZ Indonesia, PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank CIMB Niaga Tbk., PT Bank Commonwealth, PT Bank Danamon Indonesia Tbk., PT Bank DBS Indonesia, PT. Bank HSBC Indonesia, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Maybank Indonesia Tbk., dan PT Bank Mega Tbk.;

Selanjutnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank OCBC NISP Tbk., PT Bank Panin Tbk., PT Bank Permata Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., Standard Chartered Bank, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper