Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Hang Seng Catat Penurunan Terburuk

Indeks saham acuan Hong Kong membukukan penurunan terburuk dalam sebulan pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (22/9/2017), sekaligus mengikis penguatan pekan ini.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks saham acuan Hong Kong membukukan penurunan terburuk dalam sebulan pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (22/9/2017), sekaligus mengikis penguatan pekan ini.

Penurunan tersebut terjadi saat para investor mengurangi posisinya menyusul pemangkasan peringkat kredit China dan ancaman nuklir Korea Utara yang terbaru.

Selain itu, rencana bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve untuk menyusutkan neracanya serta menaikkan tingkat suku bunga acuan pada pada pertemuan kebijakan pada Desember juga telah membebani sentimen.

Indeks Hang Seng ditutup melemah 0,8% di level 27.880,53, penurunan persentase harian terbesar sejak 18 Agustus. Meskipun turun, indeks Hang Seng masih naik 0,3% pekan ini.

Dilansir Reuters, keyakinan pasar dilemahkan oleh pemangkasan peringkat kredit oleh S&P sebesar satu tingkat menjadi A+ dari AA-. Penurunan ini memicu tindakan serupa terhadap peringkat kredit Hong Kong.

Meski perusahaan-perusahaan China tidak memiliki pinjaman signifikan dari luar negeri, penurunan peringkat tersebut merupakan kemunduran psikologis bagi investor.

Pada saat yang sama, pelaku pasar juga prihatin akan ketegangan yang meningkat dari provokasi militer Korea Utara.

Menteri Luar Negeri Korea Utara, Ri Yong Ho, hari ini menyatakan keyakinannya bahwa pemerintah Korut dapat mempertimbangkan sebuah uji coba nuklir dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya di Samudra Pasifik.

Komentar Ri tersebut muncul setelah pernyataan dari pemimpin Korut Kim Jong Un yang menyebut penyataan Presiden AS Donald Trump dalam pidatonya di Perserikatan Bangsa-Bangsa awal pekan ini sebagai "omong kosong".

Kim Jong-un juga menyebut Donald Trump mengalami “gangguan mental” dan mengingatkan bahwa presiden AS itu akan menerima pembalasan yang setimpal dengan ancamannya akan “menghancur-leburkan” Korea Utara.

Investor melepas saham sumber daya untuk hari kedua akibat kekhawatiran bahwa dolar yang lebih kuat bisa menekan harga komoditas. Indeks yang melacak sektor ini turun 2,6% sebelum kemudian mengikis pelemahannya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper