Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Optimisme Investor Angkat Pasar China di Akhir Perdagangan

Sejumlah indeks saham acuan China mampu mengikis pelemahannya pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (22/9/2017), saat para investor mengabaikan pemangkasan peringkat kredit negara tersebut oleh S&P berikut ancaman uji coba nuklir Korut yang terbaru.
Bursa China SHCI/Reuters
Bursa China SHCI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah indeks saham acuan China mampu mengikis pelemahannya pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (22/9/2017), saat para investor mengabaikan pemangkasan peringkat kredit negara tersebut oleh S&P berikut ancaman uji coba nuklir Korut yang terbaru.

Investor tampaknya berharap bahwa pemerintah Beijing akan menjaga stabilitas di pasar finansial menjelang kongres partai yang dimulai pada 18 Oktober.

Indeks CSI300 di Shenzhen berakhir flat di posisi 3.837,73, sedangkan indeks Shanghai Composite ditutup turun 0,2% di level 3.352,53.

Pada perdagangan siang, indeks Shanghai Composite sempat melemah 0,5% di tengah pelemahan bursa Asia menyusul kabar bahwa Korea Utara dapat merespon sanksi baru yang dikeluarkan pemerintah Amerika Serikat (AS) dengan bom hidrogen di Pasifik.

Sepanjang pekan ini, CSI300 telah naik 0,2%, sedangkan indeks Shanghai Composite cenderung flat. Kedua indeks acuan tersebut telah diperdagangkan di kisaran yang sempit selama beberapa pekan terakhir.

“Keyakinan investor terpukul oleh berita buruk, setidaknya dalam jangka pendek,” kata Fan Wenjie, kepala departemen investasi luar negeri di Shanghai Kaiyuan Group, seperti dikutip dari Reuters.

“Rencana pengetatan (kebijakan moneter) oleh The Fed mungkin mendorong beberapa investor untuk menyesuaikan portofolio mereka dan membeli lebih banyak aset dolar,” lanjutnya.

Selain itu, keyakinan pasar sempat dilemahkan oleh penurunan peringkat kredit China sebesar satu tingkat menjadi A+ dari AA-. Menurut S&P, periode berkepanjangan pertumbuhan kredit China yang kuat telah meningkatkan risiko ekonomi dan finansial.

Pekan ini, investor melepas saham sumber daya akibat kekhawatiran bahwa penguatan dolar AS dapat menekan harga komoditas. Indeks yang melacak perusahaan material utama pun turun 2%.

Perusahaan-perusahaan real estate juga menjadi penekan dengan penurunan meingguan sebesar 2,4% seiring dengan bertambahnya jumlah kota yang menaikkan suku bunga pinjaman untuk pembeli rumah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper