Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Optimisme Pertumbuhan Ekonomi Dorong Pasar China Menguat

Pergerakan sejumlah indeks saham acuan China berakhir di posisi lebih tinggi pada perdagangan hari ini, Senin (18/9/2017), didorong data pinjaman yang lebih kuat daripada perkiraan.
Bursa China SHCI/Reuters
Bursa China SHCI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan sejumlah indeks saham acuan China berakhir di posisi lebih tinggi pada perdagangan hari ini, Senin (18/9/2017), didorong data pinjaman yang lebih kuat dari pada perkiraan.

Hal ini mendukung pandangan bahwa pertumbuhan ekonomi bertahan dengan baik, seiring dengan pelonggaran pembatasan pada perdagangan berjangka indeks saham.

Indeks CSI300 di Shenzhen yang berisi saham-saham bluechip berakhir menguat 0,31% atau 11,85 poin di level 3.843,14, setelah dibuka dengan kenaikan tipis 0,04% atau 1,67 poin di posisi 3.832,96.

Adapun indeks Shanghai Composite berhasil ditutup rebound 0,28% atau 9,24 poin di level 3.362,86, setelah dibuka turun tipis 0,03% atau 1,10 poin di posisi 3.352,51.

Pada Jumat (15/9), bursa penukaran berjangka finansial menyatakan bahwa pihaknya memangkas persyaratan margin dan biaya transaksi untuk kontrak berjangka indeks saham tertentu.

Langkah ini dilakukan saat pihak regulator memanfaatkan pulihnya pasar ekuitas yang sedang berlangsung untuk melonggarkan pembatasan yang diberlakukan pada tahun 2015.

Sementara itu, data pinjaman bulan Agustus yang dirilis setelah penutupan pasar pada hari Jumat, menunjukkan bahwa bank-bank di China memperluas lebih banyak kredit dari yang diperkirakan, didukung oleh permintaan dari pembeli rumah dan perusahaan.

Sentimen posistif dari rilis data tersebut diikuti oleh rilis data harga rumah di China pada hari ini yang juga diterima dengan baik.

Meski kenaikan harga rumah terus berlanjut secara moderat akibat serangkaian langkah pendinginan yang diterapkan pemerintah, tidak ada tanda-tanda koreksi berskala besar yang akan merusak ekonomi.

Terlebih lagi, permintaan atas perumahan masih tampak solid, meski ketika laju penjualannya sedikit melambat.

Keyakinan pasar juga didukung sebuah survei bank sentral yang menunjukkan bahwa sepertiga rumah tangga China masih percaya bahwa harga rumah akan terus meningkat pada kuartal mendatang, meskipun pemerintah mengambil tindakan pendiginan.

“Pasar mengetahui bahwa sektor properti tidak seburuk yang mereka perkirakan, itulah sebabnya mengapa perusahaan-perusahaan properti besar telah menjadi kesayangan investor,” tulis seorang manajer aset di Windsor Capital dalam risetnya, seperti dikutip dari Reuters.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper