Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Karet Anjlok Lebih dari 2% Pagi Ini

Pelemahan harga karet berlanjut pada perdagangan hari ini, Jumat (15/9/2017), terbebani kekhawatiran berkurangnya permintaan pasca rilis sejumlah data ekonomi China.
Pekerja mengumpulkan hasil sadapan getah karet di perkebunan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX di Ngobo, Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (27/3).Antara-Aji Styawan
Pekerja mengumpulkan hasil sadapan getah karet di perkebunan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX di Ngobo, Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (27/3).Antara-Aji Styawan

Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan harga karet berlanjut pada perdagangan hari ini, Jumat (15/9/2017), terbebani kekhawatiran berkurangnya permintaan pasca rilis sejumlah data ekonomi China.

Harga karet untuk pengiriman Februari 2018, kontrak teraktif di Tokyo Commodity Exchange (Tocom), anjlok 2,37% atau 5,40 poin ke level 222,50 yen per kilogram (kg) pada pukul 10.30 WIB.

Sebelumnya harga karet dibuka turun 0,44% atau 1 poin di posisi 226,90 yen per kg, setelah pada perdagangan Kamis (14/9) berakhir dengan pelemahan lebih dari satu persen.

Menurut Naohiro Niimura, mitra perusahaan riset Market Risk Advisory, harga karet terdampak kekhawatiran mengenai potensi berkurangnya permintaan China.

“Kekhawatiran bahwa permintaan China dapat turun menjelang akhir tahun telah tumbuh, setelah data ekonomi menunjukkan hasil yang lebih rendah daripada ekspektasi,” ujarnya, seperti dikutip Bloomberg.

Perekonomian China secara tidak terduga melambat lebih jauh bulan lalu, setelah performa yang kurang bergairah pada Juli. Data produksi industri, penjualan ritel, dan investasi aset tetap mengalami laju kenaikan terlamban.

Produksi industri naik 6% pada Agustus dibandingkan dengan setahun sebelumnya. Angka ini lebih kecil dari prediksi rata-rata para ekonom sebesar 6,6%% dan pencapaian pada Juli sebesar 6,4%. Tak hanya itu, angka produksi industri bulan lalu adalah laju kenaikan terlamban tahun ini.

Sementara itu, penjualan ritel naik 10,1% dibandingkan dengan setahun sebelumnya, lebih rendah dari prediksi sebesar 10,5% dan pencapaian pada Juli sebesar 10,4%. Penjualan ritel juga mengalami laju kenaikan terlamban tahun ini.

Adapun investasi aset tetap di daerah perkotaan naik 7,8% sepanjang delapan bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Angka ini lebih kecil dari prediksi kenaikan sebesar 8,2% sekaligus terlamban sejak 1999.

Dilanjutkan oleh Niimura, sentimen pun kian terbebani oleh kabar peluncuran rudal terbaru Korea Utara pagi ini.

Rudal terbaru Korut yang melintasi pulau utara Hokkaido sebelum mendarat di Samudera Pasifik, diluncurkan setelah Dewan Keamanan PBB pada Senin (11/9) menyetujui sanksi yang lebih keras terhadap Korea Utara sebagai hukuman atas uji coba bom nuklir awal bulan ini. 

Menyusul kabar tersebut, performa yen sebagai aset safe haven menguat. Nilai tukar yen terpantau terapresiasi 0,02% ke posisi 110,22 per dolar AS pada pukul 10.35 WIB, setelah berakhir menguat 0,23% di posisi 110,24 kemarin.

 

Pergerakan Harga Karet Kontrak Februari 2018 di TOCOM

Tanggal

Harga (Yen/Kg)

Perubahan

15/9/2017

(Pk. 10.30 WIB)

222,50

-2,37%

14/9/2017

227,90

-1,34%

13/9/2017

231,00

+0,96%

12/9/2017

228,80

+1,06%

11/9/2017

226,40

+0,18%

Sumber: Bloomberg

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper