Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Dow Jones Terdorong Saham Boeing, S&P 500 Melemah

Sementara itu, indeks S&P 500 melemah karena investor melihat inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan yang meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga.
Wallstreet/Reuters
Wallstreet/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Dow Jones memperbarui rekor tertingginya pada Kamis (14/9), didorong saham penguatan saham Boeing.

Sementara itu, indeks S&P 500 melemah karena investor melihat inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan yang meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menuat 0,2% ke level 22.203,48 poin, sementara indeks Standard & Poor’s 500 melemah 0,11% ke posisi 2.495,62.

Adapun indeks Nasdaq Composite turun 0,48% ke level 6.429,08, tertekan oleh penurunan 0,86% saham Apple.

Reli Dow ke rekor tertinggi selama tiga hari berturut-turut didorong oleh saham Boeing yang naik 1,36% setelah Deutsche Bank menaikkan target harga pada saham.

S&P 500 dan Nasdaq jatuh setelah data Departemen Tenaga Kerja menunjukkan bahwa indeks harga konsumen naik lebih dari yang diperkirakan pada bulan Agustus, yang mendorong peluang kenaikan suku bunga lain tahun ini.

Indeks harga konsumen (IHK) meningkat 0,4% pada bulan lalu, yang terbesar dalam tujuh bulan dan merupakan data ekonomi utama terakhir yang dirilis menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve pada 19-20 September mendatang.

"Saya tidak berpikir pasar mengharapkan penguatan semacam itu dalam hal inflasi," kata Victor Jones, direktur perdagangan TD Ameritrade, seperti dikutip Reuters.

"Apa yang orang inginkan adalah apakah Yellen akan berbicara tentang kurangnya inflasi sebagai sesuatu yang sementara, atau apakah hal tersebut berlanjut," lanjutnya.

Setelah data tersebut, peluang kenaikan suku bunga acuan pada bulan Desember naik di atas 50% untuk pertama kalinya sejak Juli, dari 41,3%, menurut data FedWatch CME Group.

Enam dari 11 sektor pada indeks S&P 500 menguat, dipimpin oleh sektor utilitas yang menguat 0,88%.

Sementara itu, sektor energi menguat 0,39% setelah minyak mentah AS menyentuh level US$ per barel untuk pertama kalinya sejak 10 Agustus di tengah meningkatnya prediksi permintaan minyak oleh International Energy Agency.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper