Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Batu Bara Berpeluang Sentuh US$100 per Ton

Harga batu bara Newcastle diperkirakan mencapai level US$100 per ton pada bulan ini seiring dengan kuatnya faktor fundamental. Adapun sampai akhir 2017, harga diperkirakan bergerak di dalam rentang US$95US$115 per ton.
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintasi sungai Mahakam, di Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu 23/4)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintasi sungai Mahakam, di Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu 23/4)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Bisnis.com, JAKARTA—Harga batu bara Newcastle diperkirakan mencapai level US$100 per ton pada bulan ini seiring dengan kuatnya faktor fundamental. Adapun sampai akhir 2017, harga diperkirakan bergerak di dalam rentang US$95—US$115 per ton.
 
Pada perdagangan Selasa (12/9) pukul 14.47 WIB, harga batu bara Newcastle kontrak November 2017 naik 0,10 poin atau 0,10% menuju US$98,50 per ton. Harga meningkat selama 8 sesi berturut-turut atau sepanjang September 2017 sebesar 7,12%. 
 
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim menyampaikan secara fundamental harga batu bara mendapat dorongan dari membaiknya perekonomian China. Pekan lalu, sejumlah data yang dirilis seperti indeks manufaktur, neraca perdagangan, dan indeks harga produsen menunjukkan ekspansi.
 
Berlangsungnya hujan deras dan banjir di sejumlah wilayah di Negeri Panda menghambat suplai listrik dari PLTA. Alhasil PLTU yang menggunakan bahan bakar batu bara semakin digencarkan.
 
China juga memacu impor batu bara berkalori tinggi di atas 5.000 kilokalori per kilogram (kkal/kg) untuk proses galvanisasi baja. Pada Juli 2017, produksi baja negara itu mencapai 74 juta ton, atau level tertinggi sepanjang sejarah.
 
Prospek permintaan juga meningkat dari Amerika Serikat, sebagai konsumen kedua terbesar di dunia. Mengutip pernyataan Presiden Donald Trump, Paman Sam akan meningkatkan impor batu hitam hingga 3 kali lipat pada 2017. Badai besar yang bertubi-tubi melanda AS turut mendorong harga karena adanya hambatan sisi akomodasi dan transportasi dalam pengiriman. 
 
Uji coba nuklir di Korea Utara juga memengaruhi permintaan batu bara. Negara-negara terdekat seperti China, Korea Selatan, dan Jepang menambah stok reaktor nuklir, sehingga membutuhkan volume pendingin dalam jumlah besar. Sampai saat ini, tenaga mesin pendingin yang paling efektif ialah batu bara.
 
Dari sisi produksi, cuaca hujan diperkirakan melanda Sumatera dan Kalimantan pada September—November 2017. . Pasalnya, posisi tambang batu bara berada di lubang bawah tanah. 
“Secara fundamental harga batu bara masih sangat bullish. Bahkan, pada 2017 batu bara menjadi komoditas yang paling menarik pertumbuhannya,” tutur Ibrahim saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (12/9/2017).
 
Harga batu bara dalam waktu dekat juga terdorong pelemahan dolar AS yang sempat melemah ke level 2,5 tahun terakhir. Oleh karena itu, rebound greenback dapat menyebabkan komoditas ini mengalami koreksi sementara.
 
Ibrahim meyakini harga batu bara Newcastle dapat menembus level US$100 per ton pada bulan ini. Adapun sampai akhir 2017, harga diperkirakan bergerak di dalam rentang US$90—US$115 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper