Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korut Respons Sanksi PBB, Pasar Asia Tetap Bergairah

Sejumlah indeks saham di Asia memperpanjang penguatannya pada perdagangan pagi, Rabu (13/9/2017), mengekor kinerja bursa lainnya di tengah spekulasi bahwa pertumbuhan ekonomi cukup kuat untuk menahan meningkatnya tensi geopolitik.
BUrsa Asia/Reuters
BUrsa Asia/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah indeks saham di Asia memperpanjang penguatannya pada perdagangan pagi, Rabu (13/9/2017), mengekor kinerja bursa lainnya di tengah spekulasi bahwa pertumbuhan ekonomi cukup kuat untuk menahan meningkatnya tensi geopolitik.

Indeks Topix Jepang naik 0,5% pada pukul 9.16 pagi waktu Tokyo (pukul 07.16 WIB), sedangkan indeks Kospi Korea Selatan bergerak fluktuatif dan indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,4%.

Pada akhir perdagangan Selasa (12/9), indeks S&P 500 ditutup menguat 8,37 poin atau 0,34% di 2.496,48, level penutupan tertinggi sepanjang masa. Adapun indeks MSCI All-Country World menguat 0,3% ke level tertingginya.

Pergerakan indeks S&P 50 mampu mencetak rekor baru meskipun saham Apple menutup sesi perdagangan dengan pelemahan 0,4% di US$160,86 per saham menyusul rilis iPhone X, edisi ulang tahun ke 10 dari iPhone.

Performa Apple turun bersama beberapa penyuplai besarnya, akibat terbebani kekecewaan investor bahwa rilis iPhone X, yang baru akan tersedia pada 3 November, lebih lama dari yang diperkirakan.

Dilansir Bloomberg, indeks saham acuan di Tokyo dan Sydney menguat setelah indeks S&P 500, Dow Jones Industrial Average dan Nasdaq Composite mencetak rekor baru pada perdagangan Selasa.

Sementara itu, dolar AS mempertahankan penguatannya menjelang rilis data inflasi AS akhir pekan ini yang dapat mempengaruhi periode penaikan suku bunga Federal Reserve berikutnya. Adapun harga minyak naik saat OPEC dan sekutu-sekutunya membahas perpanjangan kesepakatan pembatasan produksi.

Serangkaian data ekonomi resmi China yang akan dirilis pada hari Kamis, diperkirakan akan mengindikasikan perbaikan konsumsi dan output pabrik.

“Masih ada optimisme tentang ekonomi global. Pasar masih akan bertahan dengan seberapa kuatnya ekspansi global terkoordinasi yang telah terjadi,” kata Bob Sinche, pakar strategi global di Amherst Pierpoint Securities LLC, seperti dikutip dari Bloomberg.

Merespon sanksi baru PBB, Korea Utara menyatakan akan mempercepat rencananya untuk memiliki senjata nuklir yang dapat menyerang AS. Sebelumnya, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengingatkan bahwa AS dapat mengenakan sanksi tambahan terhadap China jka tidak mengikuti pembatasan baru yang diberlakukan PBB terhadap Korea Utara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper