Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menakar Potensi BNI AM Inspiring Equity Fund

Belum memuaskannya kinerja reksa dana saham sepanjang tahun berjalan ini bukan berarti tak ada harapan. Sejumlah kalangan masih optimistis kinerja reksa dana saham akan membaik mendekati pengujung tahun.

Bisnis.com, JAKARTA - Belum memuaskannya kinerja reksa dana saham sepanjang tahun berjalan ini bukan berarti tak ada harapan. Sejumlah kalangan masih optimistis kinerja reksa dana saham akan membaik mendekati pengujung tahun.

Salah satunya, BNI AM Inspiring Equity Fund yang diperkirakan akan diuntungkan oleh komposisi aset dasar berupa saham-saham blue chips.

Reksa dana yang diracik oleh BNI Asset Management itu mulai ditawarkan kepada investor domestik sejak 7 April 2014. Reksa dana ini berbasis saham-saham emiten domestik yang memiliki kapitalisasi besar. Reksa dana ini ditujukan untuk investasi jangka panjang dengan mengoptimalkan potensi pendapatan dari instrumen saham, baik dari apresiasi harga maupun pendapatan dividen.

"Produk flagship kami diisi oleh saham-saham big cap dengan kapitalisasi besar dan likuiditas besar. Bobot kami relatif di saham-saham domestik. Kondisi domestik yang kuat menghadapi kondisi global menjadi salah satu alasan," ujar Wisnu Karto, Fund Manager BNI Asset Managemet kepada Bisnis belum lama ini.

Berdasarkan fund fact sheet perseroan Agustus 2017, mayoritas alokasi aset ditempatkan sektor financials sebesar 30%, consumer staples dan health care sebesar 26%, dan telecommunication services 7%

Kemudian, consumer discretionary sebesar 9%. Lalu, sektor industrials 9%, sektor energi 9% dan materials 4%. Adapun sektor real estate 3%. Adapun, saham domestik menjadi pilihan karena kondisi ekonomi yang kuat di dalam negeri.

"Rupiah stabil. GDP ekspektasi bisa 5,2% naik dari tahun lalu yakni 5%. GDP mendorong pertumbuhan EPS. Otomatis mendorong EPS emiten. Suku bunga pun rendah sehingga bisa mem-boost konsumsi domestik. Maka kami pun memilih sektor barang konsumsi," tambahnya.

Selain itu, sektor pertambangan pun mulai kembali dilirik, khususnya batu bara. Saat ini emiten batu bara mengalami pertumbuhan yang bagus karena harga komoditas yang stabil cenderung naik.

"Ekspektasi kami karena ada China yang memiliki kepentingan untuk menjaga harga baru bara. Sehingga harga batu bara tidak mungkin lepas jatuh di bawah US$60 per ton. Pasalnya, China sedang ada masalah NPL batu bara, jika harga batu bara jatuh terlalu dalam maka NPL China bisa meledak," papar Wisnu.

Per Agustus, reksa dana BNI-AM Inspiring Equity Fund memiliki dana kelolaan sebesar Rp1,8 triliun dan ditargekan dapat mencapai Rp2 triliun hingga akhir tahun.

Lima besar emiten yang menjadi portofolio reksa dana ini adalah ASII, BBCA, BBRI, BMRI dan TLKM. Seperti diketahui, saat ini TLKM menjadi perusahaan dengan kapitalisasi saham tertinggi yakni Rp476 triliun pada penutupan Jumat (8/9) lalu. Menyusul BBCA di posisi kedua dengan kapitalisasi Rp460 triliun.

Adapun BBRI, ASII, dan BMRI menduduki posisi ke 5,6 dan 7 di dalam 10 besar emiten dengan kapitalisasi terbesar. Sejak awal tahun reksa dana ini telah memberikan imbal hasil 6,56%. Sementara sejak peluncurannya telah memberikan imbal hasil 14,6%.

Wisnu mengungkapkan untuk imbal hasil produk reksa dana, pihaknya menjaga agar tetap sejalan dengan pergerakan IHSG. "Kami akan sejalan dengan IHSG," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Agnes Savithri
Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper