Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DK PBB Ambil Suara Untuk Sanksi Korut, Pasar Asia Menguat

Sejumlah indeks saham di Asia bergerak naik pada perdagangan pagi ini, Senin (11/9/2017), mengekor pergerakan indeks saham Amerika Serikat (AS) dan rebound dolar AS saat tekanan badai Irma mereda dan AS mempersiapkan pengambilan suara atas sanksi yang lebih keras untuk Korea Utara.
Bursa Asia MSCI/Reuters
Bursa Asia MSCI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah indeks saham di Asia bergerak naik pada perdagangan pagi ini, Senin (11/9/2017), mengekor pergerakan indeks saham Amerika Serikat (AS) dan rebound dolar AS saat tekanan badai Irma mereda dan AS mempersiapkan pengambilan suara atas sanksi yang lebih keras untuk Korea Utara.

Indeks Topix Jepang menanjak 1,3% pada pukul 9.28 pagi waktu Tokyo (pukul 07.28 WIB), sedangkan indeks Kospi Korea Selatan menguat 1% dan indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,5%.

Sementara itu, indeks S&P 500 dilaporkan naik 0,4% setelah turun 0,2% pada perdagangan Jumat (8/9).

Pergerakan indeks saham di Tokyo, Seoul, dan Sydney naik seiring dengan turunnya obligasi AS. Adapun dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang utama saat badai Irma, meski menghancurkan, diketahui tidak mencapai Kategori 5 seperti yang sebelumnya dikhawatirkan.

Dilansir Bloomberg, investor selanjutnya akan memantau pasar China setelah inflasi meningkat pada bulan Agustus dan melampaui perkiraan. Bank sentral China dikabarkan telah menghapus persyaratan cadangan pada perdagangan valuta asing berikutnya.

Daya tarik aset berisiko mulai pulih seiring dengan surutnya tekanan badai Irma. Seperti yang diperkirakan, Korea Utara juga  tidak melakukan uji coba rudal selama akhir pekan. Faktor lain yang mendukung aset berisiko adalah berkurangnya kemungkinan penaikan suku bunga Federal Reserve tahun ini setelah AS dilanda oleh badai terbesar sejak 1964.

Dalam sebuah wawancara dengan CNBC, Ketua Fed wilayah New York William Dudley mengatakan bahwa angin topan dapat mempengaruhi periode penaikan suku bunga.

Namun demikian, isu seputar Korea Utara masih membayangi. Pyongyang memperingatkan adanya pembalasan jika Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) menyetujui sanksi yang lebih keras dalam menanggapi uji coba nuklir Korea Utara.

DK PBB akan melakukan pengambilan suara pada hari ini waktu setempat, mengenai sanksi baru terhadap Korea Utara, merujuk program nuklir Kim Jong Un yang telah menjadi ancaman paling serius sejak Perang Dunia II.

“Pyongyang mengawasi langkah-langkah AS dengan kewaspadaan,” jelas Kantor Berita Pusat Korea Utara, mengutip pernyataan Kementerian Luar Negeri.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper