Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Comcast & Disney Anjlok, Wall Street Flat

Pergerakan sejumlah indeks saham acuan Amerika Serikat (AS) di bursa Wall Street berakhir flat pada perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah mengalami reli yang moderat saat kemerosotan saham perusahaan media diimbangi penguatan saham emiten kesehatan.

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan sejumlah indeks saham acuan Amerika Serikat (AS) di bursa Wall Street berakhir flat pada perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah mengalami reli yang moderat saat kemerosotan saham perusahaan media diimbangi penguatan saham emiten kesehatan.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,1% atau 22,86 poin di 21.784,78. Indeks Nasdaq Composite naik 0,07% atau 4,56 poin di level 6.397,87 sedangkan indeks S&P 500 berakhir turun 0,02% atau 0,44 poin di posisi 2.465,1.

Saham Comcast anjlok 6,2% setelah memberi peringatan atas penurunan jumlah pelanggan, sedangkan saham Disney melemah 4,4% menyusul pernyataannya terkait pertumbuhan laba.

Indeks media S&P 500 pun berakhir turun 3,6%.

Meski demikian, penguatan pada saham emiten kesehatan seperti AbbVie dan Bristol-Myers Squibb menopang pergerakan indeks, sementara penguatan pada Microsoft dan Amazon membantu menjaga indeks Nasdaq di wilayah positif.

Para investor juga memantau Badai Irma yang melanda Florida, mengingat dampak kerusakan di Texas yang disebabkan Badai Harvey. Irma bergerak menyusuri Republik Dominika menuju Haiti setelah menghancurkan banyak pulau di Karibia.

Akibat Badai Irma, saham perusahaan asuransi melemah dan indeks Dow Jones US Insurance pun turun 1,9%.

“Ada ketidakpastian lebih lanjut akibat Badai Irma yang seharusnya memukul Florida. Anda tidak tahu kerusakan apa yang akan disebabkan,” kata John Praveen, managing director Prudential International Investments Advisers di Newark, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (8/9/2017).

Irma menjadi sentimen makro terbaru yang terus menekan saham AS menyusul kekhawatiran pada awal pekan ini seputar ketegangan geopolitik yang melibatkan Korea Utara, sehingga sempat memicu penurunan harian terbesar bagi S&P 500 dalam sekitar tiga pekan.

Namun demikian, indeks saham S&P tetap berada di kisaran level tertinggi sepanjang masa, ditopang pertumbuhan laba yang kuat dan data ekonomi yang solid.

Investor juga mencermati pernyataan Gubernur European Central Bank (ECB) Mario Draghi bahwa kekuatan euro telah membebani inflasi dan akan menjadi faktor kunci bagi ECB bulan depan ketika memutuskan bagaimana melanjutkan program stimulusnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper