Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) terpantau melemah pada perdagangan hari kedua berturut-turut, Kamis (7/9/2017), menyusul prediksi kenaikan persediaan minyak sawit Malaysia.
Kontrak berjangka CPO untuk November 2017, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, pada perdagangan hari ini melemah 0,73% atau 20 poin ke posisi 2.724 ringgit per ton pada pukul 10.39 WIB.
Sebelumnya harga CPO dibuka turun 0,55% atau 15 poin di level 2.729, setelah pada perdagangan Rabu (6/9) berakhir dengan pelemahan 0,83% di posisi 2.744.
Menurut David Ng, derivatives specialist di Phillip Futures, melemahnya harga CPO dipengaruhi oleh perkiraan kenaikan jumlah persediaan.
Jumlah persediaan minyak sawit Malaysia diperkirakan mencapai level tertinggi dalam 18 bulan pada Agustus.
“Pasar mencermati perkiraan jumlah persediaan yang lebih tinggi untuk Agustus,” ujarnya, seperti dikutip dari Bloomberg.
Pada saat yang sama, tambahnya, bursa sawit juga tertekan berlanjutnya penguatan nilai tukar ringgit.
Nilai tukar ringgit terpantau menguat 0,54% ke posisi 4,2160 per dolar AS pada pukul 10.54 WIB hari ini, setelah pada perdagangan Rabu (6/9) berakhir terapresiasi 0,50% di posisi 4,2387.
Pergerakan Harga CPO Kontrak November 2017
Tanggal | Level | Perubahan |
7/9/2017 (Pk. 11.23 WIB) | 2.724 | -0,73% |
6/9/2017 | 2.744 | -0,83% |
5/9/2017 | 2.767 | +2,25% |
Sumber: Bloomberg
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel