Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Terlempar ke Level 91, Rupiah Menguat Hari Ketiga

Penguatan nilai tukar rupiah bertahan pada perdagangan hari ketiga berturut-turut, Kamis (7/9/2017), seiring dengan apresiasi seluruh mata uang di Asia.
Uang rupiah./Bloomberg-Brent Lewin
Uang rupiah./Bloomberg-Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA — Penguatan nilai tukar rupiah bertahan pada perdagangan hari ketiga berturut-turut, Kamis (7/9/2017), seiring dengan apresiasi seluruh mata uang di Asia.

Rupiah ditutup menguat 0,20% atau 26 poin di Rp13.307 per dolar AS, setelah dibuka dengan pelemahan tipis 0,02% atau 2 poin di Rp13.335. Adapun pada perdagangan Rabu (6/9), rupiah berakhir menguat 0,04% atau 5 poin di posisi 13.333 per dolar AS.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.305 – Rp13.335 per dolar AS. Nilai tukar rupiah berakhir menguat pada perdagangan hari ini di saat seluruh mata uang di Asia terpantau terapresiasi terhadap dolar AS.

Ringgit Malaysia yang menguat 0,67% memimpin apresiasi mata uang Asia, diikuti won Korea Selatan (0,53%) dan peso Filipina (0,41%).

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama hari ini terpantau melemah 0,45% atau 0,416 poin ke 91,874 pada pukul 16.54 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka turun 0,08% atau 0,072 poin di posisi 92,218, setelah pada perdagangan Rabu (6/9) membukukan rebound 0,04% di posisi 92,290.

Rebound dolar AS pada perdagangan kemarin terangkat oleh kelegaan pasar mengenai kesepakatan perpanjangan keputusan plafon utang AS.

Dilansir Reuters, Presiden AS Donald Trump dan Kongres mencapai kesepakatan untuk menaikkan plafon utang dan mendanai pemerintah hingga 15 Desember mendatang, yang berpotensi menghindari default atas utang pemerintah AS.

Meski demikian, berlanjutnya kekhawatiran atas tensi geopolitik seputar aksi Korea Utara menutup sentimen positif tersebut dan kembali menekan nilai tukar dolar AS terutama terhadap mata uang yen Jepang sebagai aset safe haven.

Asia Business Daily sebelumnya mengabarkan bahwa Korea Utara telah mulai bergerak untuk kemungkinan meluncurkan rudal balistik antarbenua sebelum 9 September.

“Jika ancaman (geopolitik) bertahan dan pasar tetap resah mengenai Korea Utara, maka pergerakan dolar terhadap yen tetap berada dalam tekanan penurunan,” ujar Imre Speizer, pakar strategi pasar di Westpac Banking Corp., seperti dikutip dari Bloomberg.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper