Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Volatilitas Turun, Topix Menguat Hari Kedua

Indeks Nikkei 225 Jepang berhasil membukukan rebound pada akhir perdagangan hari ini, Kamis (7/9/2017), sementara indeks topix melanjutkan penguatannya di hari kedua berturut-turut.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Nikkei 225 Jepang berhasil membukukan rebound pada akhir perdagangan hari ini, Kamis (7/9/2017), sementara indeks topix melanjutkan penguatannya di hari kedua berturut-turut.

Indeks Topix hari ini dibuka dengan penguatan 0,41% atau 6,59 poin di level 1.598,59 dan berakhir naik 0,39% atau 6,24 poin di posisi 1.598,24. Dari 2.018 saham pada indeks Topix, 1.430 saham di antaranya menguat, 482 saham melemah, dan 106 saham stagnan.

Adapun indeks Nikkei 225 ditutup naik 0,20% atau 38,55 poin di level 19.396,52, setelah dibuka dengan penguatan 0,39% atau 75,47 poin di posisi 19.433,44. Sebanyak 124 saham menguat, 86 saham melemah, dan 15 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei.

Saham Tokyo Electron Ltd. yang menanjak 1,03% menjadi pendorong utama terhadap penguatan Nikkei hari ini, diikuti Terumo Corp. (+1,73%) dan Fast Retailing Co. Ltd. (+0,49%).

Sementara itu, nilai tukar yen menguat 0,16% atau 0,17 poin ke posisi 109,07 per dolar AS pada pukul 13.59 WIB, setelah pada Rabu (6/9) berakhir terdepresiasi 0,40% di posisi 109,24.

Bursa saham Jepang mampu menguat meski pada saat yang sama nilai tukar yen terapresiasi. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilaporkan mencapai kesepakatan dengan pembuat kebijakan untuk memperpanjang plafon utang selema tiga bulan.

Hal ini memberi kelegaan pada investor di tengah berlanjutnya ketegangan geopolitik seputar aksi Korea Utara. Indeks Nikkei Stock Average Volatility pun turun untuk pertama kalinya dalam enam sesi.

“Perpanjangan plafon utang AS dan pelemahan yen (kemarin) mendorong pembelian pada saham Jepang pagi ini,” kata Norihiro Fujito, pakar strategi investasi senior di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities Co., seperti dikutip dari Bloomberg.

“Namun, risiko seputar Korea Utara tetap utuh menjelang akhir pekan, sehingga menyulitkan investor melakukan pembelian secara agresif,” lanjutnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper