Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kilang AS Mulai Pulih, Harga Minyak Naik Moderat

Sejumlah kilang minyak utama di Texas, Amerika Serikat kembali beroperasi normal setelah bencana badai Harvey menerjang. Pemulihan ini meningkatkan prospek permintaan, sehingga mengangkat harga minyak mintah.
Ilustrasi kilang lepas pantai./Bloomberg-Tim Rue
Ilustrasi kilang lepas pantai./Bloomberg-Tim Rue

Bisnis.com, JAKARTA--Sejumlah kilang minyak utama di Texas, Amerika Serikat kembali beroperasi normal setelah bencana badai Harvey menerjang. Pemulihan ini meningkatkan prospek permintaan, sehingga mengangkat harga minyak mintah.

Pada perdagangan Senin (4/9/2017) pukul 8.40 WIB, harga minyak WTI kontrak Oktober 2017 naik 0,14 poin atau 0,30% menuju US$47,43 per barel. Harga naik tipis dalam tiga perdagangan terakhir, tetapi masih merosot 11% lebih sepanjang 2017.

Sebagian perusahaan kilang di AS menutup atau memperlambat pengoperasiannya sejak badai Harvey berlangsung pada Jumat (25/8/2017). Faktor tersebut menekan permintaan minyak mentah, sehingga harga semakin tersungkur.

Puncaknya terjadi pada Rabu (30/8/2017), ketika harga WTI mencapai level US$45,96 per barel. Ini merupakan posisi terendah sejak penutupan perdagangan 21 Juli 2017 di level US$45,77 per barel.

Berdasarkan data Reuters, sejumlah kilang utama di Texas mulai beroperasi normal pada Sabtu (2/9/2017), seminggu setelah badai Harvey menerjang beberapa wilayah di Amerika Serikat. Exxon misalnya mulai membuka kembali fasilitas penyulingan minyak mentah sebesar 560.500 barel per hari (bph).

Phillips 66 juga melanjutkan pengoperasian kilang Sweeny berkapasitas 247.000 bph. Adapun Valero Energy turut meningkatkan produksi dan mengevaluasi kinerja kilang di Porth Arthur sejumlah 335.000 bph.

Namun demikian, kilang minyak terbesar di AS milik Motiva Enterprises LLC di Port Arthur yang memproses 605.000 barel per hari (bph) masih menyatakan shutdown. Perusahaan Total pun tetap mengalami pemangkasan 50% operasi dari kapasitas pengolahan sebesar 225.000 bph.

Menurut catatan Goldman Sachs Group, setelah badai Harvey menerjang, kapasitas penyulingan AS berkurang 4,1 juta bph, atau setara dengan 23% total pasokan minyak olahan. Adapun volume produksi minyak mentah berkurang sekitar 1,4 juta bph, atau setara dengan 15% total penambangan harian.

Di samping sentimen Harvey, ada sejumlah faktor lain yang mengangkat fundamental pasar minyak sehingga turut memanaskan harga. Informasi terkini menyebutkan adanya pengurangan pasokan dari sejumlah produsen utama.

Di AS, jumlah sumur minyak aktif pada pekan lalu tidak berubah dari level 759 rig. Jumlah rig merupakan indikator awal volume pasokan keseluruhan.

Ditempat lain, survei terbaru Bloomberg menyebutkan, produksi minyak OPEC turun 140.000 bph pada Agustus 2017. Adapun Petro-Logistics memerkirakan rerata produksi 14 negara anggota merosot 419.000 bph dari bulan sebelumnya.

Sebelumnya produksi OPEC melonjak pada Juni sebesar 32,66 juta bph dan Juli sejumlah 32,87 boh, yang berturut-turut mencapai level tertinggi 2017. Volume tersebut melampaui target kesepakatan pemangkasan produksi menjadi 32,50 juta bph.

Salah satu pentolan OPEC, yakni Irak menyampaikan hanya memompa minyak mentah sebanyak 4,32 juta bph. Menurut Menteri Perminyakan Irak Jabbar Al-Luabi, jumlah itu melampaui target kesepakatan pemangkasan produksi sejumlah 4,35 juta bph.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Ana Noviani
Sumber : reuters, bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper