Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Emas Turun, Antam (ANTM) Masih Raup EBITDA Rp361 Miliar

Kinerja positif itu dapat diraih meski terdapat penurunan volume penjualan komoditas utama feronikel dan emas. Pada semester I/2017, harga rata-rata nikel tercatat US$4,55 per pon. Sementara itu, harga rata-rata emas di 1H17 tercatat sebesar US$1.272 per ons.
Direktur Utama PT Aneka Tambang (Persero) Tbk Tedy Badrujaman (kedua kanan) berbincang dengan Komisaris Utama Fachrul Razi (kedua kiri), Direktur Operasi II WIKA Bambang Pramujo (kanan) dan Project Manager Kawasaki Heavy Industries K Sakai (kiri) disela pemancangan tiang pertama pembangunan Pabrik Feronikel Haltim (P3FH) di Buli, Halmahera Timur, Selasa (25/4)./Antara-Akbar Nugroho Gumay
Direktur Utama PT Aneka Tambang (Persero) Tbk Tedy Badrujaman (kedua kanan) berbincang dengan Komisaris Utama Fachrul Razi (kedua kiri), Direktur Operasi II WIKA Bambang Pramujo (kanan) dan Project Manager Kawasaki Heavy Industries K Sakai (kiri) disela pemancangan tiang pertama pembangunan Pabrik Feronikel Haltim (P3FH) di Buli, Halmahera Timur, Selasa (25/4)./Antara-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA - PT Antam (Persero) Tbk mengumumkan pencatatan Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) sebesar Rp361,8 miliar pada semester I/2017 tumbuh 35% dibandingkan dengan semester I/2016.

Kinerja positif itu dapat diraih meski terdapat penurunan volume penjualan komoditas utama feronikel dan emas. Pada semester I/2017, harga rata-rata nikel tercatat US$4,55 per pon. Sementara itu, harga rata-rata emas di 1H17 tercatat sebesar US$1.272 per ons.

Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan kinerja keuangan semester I/2017 merupakan refleksi dari penurunan volume penjualan komoditas feronikel dan emas, serta adanya pengaruh volatilitas harga komoditas.

"Kami yakin peningkatan kinerja operasional, upaya efsiensi yang berkelanjutan, serta adanya tren peningkatan harga komoditas akan meningkatkan kinerja finansial pada semester II/2017,“ ujarnya dalam siaran pers, Senin (4/9/2017).

Arie menjelaskan volume produksi feronikel pada semester I/2017 meningkat 12% menjadi 9.327 ton nikel dalam feronikel (TNi) dari 8.304 TNi pada periode yang sama tahun 2016. Meski demikian, volume penjualan feronikel turun 4% menjadi 7.791 TNi dibandingkan penjualan sebelumnya 8.092 TNi.

Penurunan volume penjualan feronikel merupakan imbas dari dilakukannya pekerjaan penggantian roof di Electric Smelting Furnace-3 (ESF-3) dan optimasi fasilitas produksi pabrik FeNi III yang memiliki kapasitas operasi 10.000 TNi per tahun.

Pekerjaan tersebut telah diselesaikan pada pertengahan bulan Maret 2017 dan tingkat produksi pabrik feronikel di Pomalaa, Kolaka telah kembali berjalan optimal. Penurunan volume penjualan juga disebabkan adanya kebijakan manajemen untuk melakukan ekspor feronikel pada paruh kedua tahun 2017 seiring ekspektasi peningkatan harga nikel.

Pada paruh pertama 2017, harga rata-rata nikel mencapai US$4,55 per pon, sementara pada awal September 2017 harga rata-rata nikel sudah mencapai US$5,43 per pon. Dengan adanya tren kenaikan harga nikel di paruh kedua tahun ini, emiten tambang ini optimistis dapat meningkatkan volume penjualan dengan marjin yang menguntungkan.

Sedangkan Volume produksi emas pada semester I/2017 tercatat stabil dengan pencapaian 1.013 kg dibandingkan dengan produksi emas semester I/2016 sebesar 1.015 kg. Volume penjualan emas tercatat sebesar 3.298 kg atau turun 38% dibandingkan dengan tahun sebelunya 5.392 kg pada periode tersebut.

Penurunan volume penjualan emas disebabkan oleh adanya gangguan fasilitas pemurnian logam mulia yang terjadi pada awal tahun 2017 dan telah diselesaikan.

Perseroan meningkatkan penjualan pada semester I/2017 melalui penetrasi penjualan ekspor dan penjualan di dalam negeri. Seiring dengan penurunan volume penjualan feronikel dan emas, penjualan bersih Antam turun 28% dari Rp4,16 triliun menjadi Rp3,01 triliun, pada semester pertama 2016/2017.

Pengembangan perusahaan terus dilakukan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian. Progress Engineering, Procurement and Construction (EPC) Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim (P3FH) telah mencapai 11,7% sampai dengan Juni 2017. Selain itu, Antam masih melanjutkan diskusi dengan PT INALUM (Persero) dalam rencana pengembangan proyek Smelter Grade Alumina ReBnery (SGAR).

Pada semester pertama 2017, perseroan telah membelanjakan Rp811,7 miliar untuk keperluan investasi yang terdiri dari Rp93,6 miliar untuk investasi rutin, Rp713 miliar untuk investasi pengembangan, dan Rp5,1 miliar untuk biaya ditangguhkan.

Selama enam bulan 2017, Antam juga terus mengintensifkan beragam inisiatif efisiensi dan berhasil menghemat Rp10,8 miliar atau 60% dari target efisiensi 2017 sebesar Rp17,9 miliar. Upaya efisiensi yang dilakukan diantaranya penghematan bahan baku/pembantu untuk kegiatan operasional di unit bisnis serta negosiasi kontrak dengan pihak ketiga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fajar Sidik
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper