Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berencana Backdoor Listing, Ternyata AirAsia Rugi Rp557 Miliar

Perusahaan penerbangan PT Indonesia AirAsia (IAA) membukukan membukun rugi bersih yang semakin dalam pada semester I/2017.
Air Asia/Reuters-Charles Platiau
Air Asia/Reuters-Charles Platiau

Bisnis.com, TANGERANG—Perusahaan penerbangan, PT Indonesia AirAsia (IAA) membukukan membukun rugi bersih yang semakin dalam pada semester I/2017.

Sepanjang semester I/2017, rugi yang dibukukan mencapai Rp557,88 miliar. Kerugian maskapai AirAsia ini meningkat hingga 16 kali dibandingkan dengan periode yang sama pada 2016 senilai Rp34,7 miliar. Maskapai AirAsia telah mencatatkan kerugian sejak 2 tahun silam.

Sementara itu, pendapatan maskapai AirAsia ini sepanjang semester I/2017 mencapai Rp1,9 triliun, meningkat 6,07% year on year dari posisi Rp1,81 triliun. Bila ditelisik lebih dalam, pendapatan yang dibukukan AirAsia dalam tren fluktuatif.

Pada 2016, pendapatan yang dibukukan AirAsia mencapai Rp3,88 triliun, turun 23,1% dari posisi Rp5,05 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, aset yang dimiliki IAA dalam tren menurun.

Meskipun IAA mengalami kerugian, PT Rimau Multi Putra Pratama Tbk. siap mengambilalih sekuritas pertual IAA senilai Rp2,6 triliun. Untuk mendanai akuisisi itu, emiten berkode saham CMPP ini berencana melakukan rights issue.

Komisaris Utama Rimau Multi Putra Pratama Donny Petrus Pranoto mengungkapkan rights issue dilakukan untuk memperkuat struktur permodalan, sehingga perseroan dapat melakukan investasi di bidang penerbangan komersial berjadwal.

"IAA akan menjadi entitas anak perusahaan kami. Kami optimistis, ini akan memberikan kontribusi terhadap pendapatan kami," ungkapnya di Tangerang, Rabu (30/8/2017).

Sementara itu, ekuitas yang dimiliki oleh IAA per Juni 2017 masih negatif hingga Rp117,22 miliar. Liabilitas perusahaan penerbangan ini mencapai Rp3,03 triliun. Donny enggan menyampaikan komposisi utang yang dimiliki AirAsia dari total liabilitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Maftuh Ihsan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper