Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lelang Sukuk Selasa (29/8/2017): Penawaran Investor Capai Rekor Baru

Penawaran investor pada lelang Sukuk Negara pekan ini berhasil mencapai rekor tertinggi sepanjang tahun ini dengan total Rp26,43 triliun. Antusiasme investor yang semakin besar ditengarai karena keputusan pemerintah memangkas suku bunga acuan Bank Indonesia 25 bps.
Foto aerial suasana pembangunan Stadion Utama Gelora Bung Karno di Senayan, Jakarta, Selasa (23/5). Kementerian PUPR menargetkan pembangunan infrastruktur dan rehabilitasi kawasan Gelora Bung Karno dapat selesai pada Oktober 2017 dengan tetap memperhatikan kualitas. ANTARA FOTO/Wahyu Putro
Foto aerial suasana pembangunan Stadion Utama Gelora Bung Karno di Senayan, Jakarta, Selasa (23/5). Kementerian PUPR menargetkan pembangunan infrastruktur dan rehabilitasi kawasan Gelora Bung Karno dapat selesai pada Oktober 2017 dengan tetap memperhatikan kualitas. ANTARA FOTO/Wahyu Putro

Bisnis.com, JAKARTA—Penawaran investor pada lelang Sukuk Negara pekan ini berhasil mencapai rekor tertinggi sepanjang tahun ini dengan total Rp26,43 triliun. Antusiasme investor yang semakin besar ditengarai karena keputusan pemerintah memangkas suku bunga acuan Bank Indonesia 25 bps.

Berdasarkan data DJPPR Kementerian Keuangan tentang hasil lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada Selasa (29/8/2017), penawaran investor kali ini melonjak drastis dibandingkan penawaran-penawaran di lelang Sukuk Negara sebelumnya.

DJPPR mencatat, total penawaran investor terhadap lelang Sukuk Negara sepanjang tahun ini pernah melebihi Rp20 triliun, tetapi hanya terjadi pada dua lelang bulan Januari, yakni Rp24,02 triliun pada 10 Januari 2017 dan Rp23,72 triliun pada 24 Januari 2017.

Setelahnya, penawaran yang masuk selalu lebih rendah dari Rp20 triliun, bahkan mencapai titik terendahnya yakni Rp7,82 triliun pada lelang 4 Juli 2017, beberapa waktu selepas Lebaran.

Lelang pada pekan ini menjadi rekor tahun ini. Nilai penerbitan oleh pemerintah pun cukup tinggi dalam lelang kali ini, yakni mencapai Rp7 triliun. Padahal, pada lelang kali ini pemerintah telah menurunkan target penerbitan dari semulai Rp6 triliun menjadi Rp5 triliun.

Adapun, seri-seri yang dilelang pada pekan ini yakni seri SPNS02022018 tenor 6 bulan, PBS013 tenor 1,75 tahun, PBS014 tenor 3,75 tahun, PBS011 tenor 6 tahun dan PBS012 tenor 14,25 tahun. Penawaran terbesar investor masuk pada seri tenor pendek PBS013 yakni Rp10,79 triliun atau 40,82% dari total penawaran.

Sementara itu, penawaran untuk keempat seri lainnya kurang dari Rp5 triliun, masing-masing SPNS02022018 senilai Rp4,82 triliun, PBS014 Rp4,98 triliun, PBS011 Rp2,93 triliun, dan PBS012 Rp2,91 triliun.

Selain itu, dalam lelang kali ini, rentang penawaran yield oleh investor, baik penawaran terendah maupun tertinggi untuk tiap seri, juga menjadi rekor terendah sepanjang tahun ini.

Pemerintah pun memenangkan penawaran pada yield yang mendekati batas bawah penawaran investor, menandakan mayoritas penawaran yang masuk berada pada kisaran yield terbawah.

Nilai penerbitan untuk masing-masing seri dalam lelang kali ini yakni SPNS02022018 senilai Rp2 triliun, PBS013 senilai Rp3,16 triliun, PBS014 senilai Rp220 miliar, PBS011 senilai Rp1,3 triliun, dan PBS012 senilai Rp224 miliar.

Anil Kumar, analis obligasi Ashmore Aset, mengatakan bahwa tingginya penawaran investor dalam lelang kali ini menunjukkan persepsi investor yang sangat positif terhadap pasar Indonesia, kendari kondisi global masih dibayang-bayangi konflik Amerika Serikat dan Korea Utara.

Menurutnya, turunnya suku bunga Bank Indonesia sebesar 25 bps menjadi faktor utama di balik kepercayaan diri investor. Lagi pula, dirinya menilai besar peluang Bank Indonesia masih akan menurunkan suku bunga acuan antara satu kali hingga dua kali lagi, merespon inflasi yang rendah.

“Sinyal itu yang ditangkap investor sehingga mereka cari obligasi mana yang masih ada kesempatan dan obligasi syariah itu dilihat sebagai satu kesempatan. Walaupun North Korea punya masalah saya rasa tidak menggoyahkan keinginan investor untuk memiliki obligasi Indonesia,” katanya, Selasa (29/8/2017).

Anil mengatakan, turunnya yield dan tingginya penawaran pada seri tenor pendek merupakan respon wajar atas berita turunnya suku bunga acuan. Obligasi pemerintah dengan tenor pendek cenderung akan rally lebih dahulu setelah rilis penurunan suku bunga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Maftuh Ihsan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper