Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia-Malaysia Bahas Penerapan Program Biodiesel B5 China

Malaysia dan Indonesia sedang membahas kerja sama pelaksanaan program biodiesel B5 di China.
Menteri Perusahaan Perladangan & Komoditi Malaysia, Datuk Seri Mah Siew Keong saat menerima kunjungan kehormatan dari Menteri Perindustrian Indonesia Airlangga Hartarto dan Direktur Eksekutif Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) di kantornya di Malaysia, Rabu (23/8/2017).
Menteri Perusahaan Perladangan & Komoditi Malaysia, Datuk Seri Mah Siew Keong saat menerima kunjungan kehormatan dari Menteri Perindustrian Indonesia Airlangga Hartarto dan Direktur Eksekutif Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) di kantornya di Malaysia, Rabu (23/8/2017).

Bisnis.com, PUTRAJAYA, Malaysia – Malaysia dan Indonesia membahas rencana kerja sama pelaksanaan program biodiesel B5 di China.

Menteri Perindustrian dan Perkebunan Malaysia, Datuk Seri Mah Siew Keong mengatakan bahwa China saat ini meningkatkan pengendalian terhadap berbagai masalah lingkungan dan melihat kemungkinan penerapan biodiesel B5, yang merupakan campuran 5% minyak sawit (palm methyl ester/PME) dan bahan bakar diesel.

"Ini akan menjadi terobosan bagi industri kelapa sawit, jika China menerapkan program B5 karena ini adalah pasar yang sangat besar," ujarnya seperti dikutip The Star Online, Kamis (24/8/2017).

Dia mengatakan rencana ini setelah kunjungan kehormatan dari Menteri Perindustrian Indonesia Airlangga Hartarto dan Direktur Eksekutif Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) di kantornya, Rabu (23/8/2017).

Mah mengatakan selain ke China, Malaysia dan Indonesia juga akan bekerja sama untuk mengekspor biodiesel ke India.

Dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan tersebut, dia juga mengatakan kedua negara telah sepakat bahwa negara penghasil minyak kelapa sawit perlu memperkuat aliansi mereka dalam memerangi kampanye melawan rintangan komoditas dan perdagangan.

Sebelumnya, Parlemen Eropa baru-baru ini meminta Uni Eropa untuk menghapus penggunaan minyak nabati, termasuk minyak sawit dalam biodiesel pada tahun 2020, karena hal ini diduga diproduksi dengan cara yang tidak berkelanjutan yang mengakibatkan deforestasi.

Saat ini, Indonesia dan Malaysia merupakan produsen minyak sawit global utama, yang menguasai 85% produksi dan 91,2% ekspor di seluruh dunia.

Mah mengatakan kedua negara sepakat bahwa minyak kelapa sawit merupakan komoditas penting dalam hal penyediaan lapangan kerja, pendapatan devisa, dan pembangunan sosial ekonomi, terutama bagi petani kecil.

Mah dan Airlangga menekankan pentingnya CPOPC dalam usaha pengembangan, promosi, dan pegetatan kerja sama dalam minyak kelapa sawit. "Dalam konteks ini, sekretariat CPOPC telah ditugaskan untuk mempromosikan kegiatan dan mengundang lebih banyak negara penghasil kelapa sawit untuk menjadi anggota," kata Mah.

Dalam pernyataan terpisah, Mah mengatakan pendapatan dari ekspor minyak kelapa sawit Malaysia dari Januari hingga Juni 2017 mencapai RM22.9 miliar, meningkat 26,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai RM18 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper