Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ancaman Trump untuk Government Shutdown Bebani Wall Street

Pergerakan sejumlah indeks saham acuan di Wall Street berakhir melemah pada perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), menyusul ancaman Presiden Donald Trump untuk menutup pemerintahan.

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan sejumlah indeks saham acuan di Wall Street berakhir melemah pada perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), menyusul ancaman Presiden Donald Trump untuk menutup pemerintahan.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,4% atau 87,80 poin di 21.812,09. Indeks Nasdaq Composite melandai 0,3% atau 19,07 poin di level 6.278,41, sedangkan indeks S&P 500 berakhir turun 0,35% atau 8,47 poin di posisi 2.444,04.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan membawa pemerintahan AS ke ambang penutupan (government shutdown), demi menekan Kongres agar mendanai pembangunan tembok perbatasan.

Dalam pidatonya di Phoenix, Trump memberi peringatan kepada anggota parlemen dari kubu Demokrat yang telah menolak rencananya untuk membangun tembok di sepanjang perbatasan AS-Meksiko.

“Sudah waktunya bagi AS untuk menindak imigrasi ilegal. Dengan satu atau lain cara, kita akan mendapatkan tembok itu,” tegas Trump, seperti dikutip dari Bloomberg.

Pelemahan indeks saham sempat terkikis setelah Ketua DPR AS Paul Ryan berkomentar bahwa government shutdown tidak perlu dilakukan. Namun itu tidak cukup untuk menenangkan kegelisahan pasar mengingat tenggat waktu untuk menaikkan plafon utang AS semakin dekat.

Analis Wall Street memperkirakan Kongres hanya memiliki 12 hari kerja ketika kembali dari reses musim panas pada 5 September untuk menaikkan plafon utang, sebelum Departemen Keuangan AS mengeluarkan opsi terakhir untuk tetap berlaku pada semua kewajiban pemerintah federal.

Fitch Ratings mengatakan kegagalan menaikkan plafon utang federal pada waktu yang tepat akan mendorong lembaga pemeringkat kredit itu untuk meninjau sovereign rating AS dengan implikasi negatif.

Michael O'Rourke, kepala pakar strategi pasar di JonesTrading, mengatakan bahwa kemauan untuk menutup pemerintah karena pendanaan untuk tembok perbatasan Meksiko tidak mengilhami kepercayaan diri.

“Apa yang telah kita lihat selama sekitar sepekan terakhir ini adalah sedikit kegoyahan pada pasar keuangan seputar situasi politik AS,” kata Paul Eitelman, pakar strategi investasi multi-aset di Russell Investments, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (24/8/2017).

“Pada akhirnya, saya tidak berpikir pasar sangat peduli tentang kegaduhan yang muncul dari Washington D.C. tapi mereka mencoba menerjemahkan artinya bagi potensi reformasi pajak,” lanjutnya.

Para investor juga gelisah menantikan berlangsungnya simposium tahunan bankir bank global di Jackson Hole, Wyoming, yang akan dimulai hari ini waktu setempat. Gubernur The Fed Janet Yellen direncanakan akan berpidato dan pasar pun menantikan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter bank sentral AS tersebut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper